Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 31 Agustus 2021 | 18:26 WIB
ILUSTRASI kelinci. [ANTARA FOTO/Aprillio Akbar]

SuaraJabar.id - Yoga Tri Herlambang (40) memiliki hobi memelihara kelinci sejak lama. Sebuah hobi yang kini megantarkannya menjadi seorang peternak yang memiliki penghasilan ratusan juta hingga miliaran Rupiah per bulan.

Yoga merupakan peternak milenial sukses yang berasal dari Desa Pagarwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Berawal dari hobi memelihara kelinci, ia kini sukses menjadi eksportir kelinci dengan penghasilan menggiurkan.

Kelinci yang ia ternakkan kini sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Pakistan, hingga Arab Saudi. Kegiatan ekspor kelinci yang dilakukan Yoga telah mencapai angka Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar.

Baca Juga: Ada Warga yang Tak Bisa Tidur selama 7 Tahun, Dinkes Bandung Barat akan Lakukan Ini

"Tergantung jumlah pemesanan, kalau kita biasanya kirim dari 100 ekor sampai 200 ekor kelinci bisa tembus di angka Rp 700 juta sampai ke Rp 1 miliar lebih," kata Yoga dikutip dari Ayobandung.com-jejaring Suara.com, Selasa (31/8/2021).

Peternak kelinci Bandung Barat. [Ayobandung.com/Restu Nugraha]

Kesuksesan yang diraih Yoga tak hadir tiba-tiba. Sejak 2002 ia mulai budidaya kelinci dan sering mengikuti beberapa even.

Meski masih jarang pembudidaya, Yoga tetap melakoninya dengan alasan hobi terhadap binatang lucu itu.

Sejak 2004, ia memang sudah melayani pemesanan dari luar negeri namun dalam skala kecil. Adapun jenis spesies kelinci yang dikembangkan berasal dari bibit yang diimpor langsung dari sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat.

Jenis kelinci yang dibudidayakannya, yakni New Zealand White, Netherland Dwarf, Californian, Checkerd Giant, German Giant dan Transylvanian Giant.

Baca Juga: Rachmat Gobel Ajak Bangun Ekosistem untuk Petani Milenial

"Basic-nya hobi dari tahun 2002, sampai puncaknya di tahun 2017. Sempat vakum beberapa bulan saya terjun lagi karena permintaan pasar makin besar," tambahnya.

Di massa pandemi Covid-19, saat beberapa sektor peternakan terpuruk, justru ternak kelinci yang dikelola Yoga meningkat drastis karena mendapat permintaan dari negara Filipina dengan jumlah 100-200 ekor per bulan.

Menurut Yoga, kelinci yang dikirim ke Filipina mayoritas untuk dikonsumsi. Pasalnya, sejak pandemi Covid-19 negara berjuluk Lumbung Padi itu mulai beralih orientasi dari ayam dan babi ke kelinci.

"Semenjak pandemi mereka mengkonversi banyak peternakan babi dan ayam ke kelinci mungkin mereka ingin menjadikan kelinci menjadi pangan utama nantinya. Ditambah ada informasi, bahwa virus Corona tidak menginfeksi kelinci," terangnya.

Saat ini, Filipina merupakan pemesan utama dengan jumlah paling besar. Pasar ke negara ini berawal dari upaya pemasaran sejumlah peternak melalui media sosial Facebook.

Yoga cukup bertahan dan dipercaya ekspor ke negara itu lantaran menjamin kualitas kesehatan ternak, selain itu ia juga punya modal fasih berbahasa.

"Saya termasuk orang yang paling belakang main di ekspor ke Filipina. Itu pun tidak lewat Facebook tapi lewat Instagram. Alhamdulillah karena ternak kita dipercaya tidak ada komplain, saya juga dikenal breeder lama lewat Instagram, jadi sampai sekarang jalan terus," paparnya.

Kepada kaum milenial Yoga menyebut tak usah malu menjadi seorang peternak. Menurutnya, kalau mau sungguh-sungguh peluang ini bidang ini masih terbuka lebar.

"Banyak anak milenial disaat mereka mau bisnis mereka itu gak mikirin proses dan hanya mikirnya untung doang. Jadi harapan saya kaum milenial lebih bisa menghargai prosesnya, menata kandang, dan memilih yang bibit unggul," ungkapnya.

Load More