Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 22 September 2021 | 16:10 WIB
Peternak ayam petelur di Gunungkidul sedang merapikan telur hasil panen untuk dijual ke konsumen. [Suara.com]

SuaraJabar.id - Peternak ayam petelur di Tasikmalaya mengeluhkan anjloknya harga telur ayan di tingkat peternak.

Sebelumnya, harga telur ayam di tingkat peternak berada di angka Rp 18 ribu per kilogram. Namun sejak Juli 2021 harganya terus merosot hingga saat ini menyentuh angka Rp 15.500 per kilogram.

Kondisi ini berat bagi peternah ayam petelur. Pasalnya di sisi lain, harga pakan ternak ayam petelur terus mengalami kenaikan.
Saat ini, harga pakan ayam petelur berada di angka Rp 6.700 per kilogram. Kenaikan harga pakan bahkan sudah terjadi sejak tahun 2020 lalu.

Salah satu peternak ayam petelur di Kecamatan Leuwisari, Rahmat Saleh menuturkan, harga telur yang semakin merosot membuat para peternak banyak yang gulung tikar.

Baca Juga: Curiga Kenaikan Harga Jagung Gegara Penimbunan Oknum, Pakar CIPS Malah Sarankan Impor

Karena harga jual telur tidak sebanding dengan harga pakan.

"Harga saat ini sudah terjadi sekitar awal September. Kita sebagai peternak merasa kebingungan," ucap Rahmat, Rabu (22/9/2021).

Rahmat memprediksi, merosotnya harga telur di tingkat peternak karena ketersediaan telur melimpah. Namun, daya beli atau serapan telur masyarakat berkurang.

"Ayam harus terus dikasih makan. Sedangkan harga pakannya mahal. Peternak banyak yang rugi bahkan gulung tikar," ujar Rahmat.

Harga pakan ternak Rp 6.700 perkilogram, lanjut Rahmat, maka harga telur ayam dari peternak yang ideal berada di Rp 22.000 per kilogram.

Baca Juga: Pelajar SMP Asal Gunungkidul Sukses Jadi Peternak Kelinci, Dua Kali Panen Raup Rp16 Juta

"Sekarang harganya Rp 15 ribu. Berarti nombok sekitar Rp 7 ribu per kilo. Ini akan mematikan secara perlahan para peternak," ujar Rahmat.

Idad salah satu peternak ayam petelur lainnya mengatakan, dengan anjloknya harga telur ayam dan naiknya harga pakan membuat para peternak bukan hanya kerugian namun juga gulung tikar.

Pemerintah, kata Idad diharapkan segera melakukan intervensi atau mencari solusi agar harga telur kembali normal dan harga pakan turun.

"Pemerintah harus segera melakukan langkah, jika tidak para peternak ayam petelur akan banyak yang mati," ujar Idad.

Load More