SuaraJabar.id - Aktivitas pertambangan menggerogoti Gunung Selacau yang terletak di Desa Selacau, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Kegiatan penambangan itu membuat gunung api purba itu bopeng pada bagian Timur dan Barat. Pada kedua sisi gunung itu sudah habis dirusak oleh aktivitas pengambilan batu kapur.
Di balik praktik penambangan itu, ternyata Gunung Selacau menjadi saksi terbentuknya Bumi Cekungan Bandung.
Gunung itu menjadi contoh tahapan sejarah Bumi Bandung tempat berlangsungnya aktivitas vulkanik yang revolusioner. Bekas gunung api itu kini menjadi bukit tajam lantaran jutaan tahun tererosi.
Baca Juga: Prabowo Tinjau Latihan Komcad di Pusdiklatpassus Kopassus Batujajar
Gunung api purba merupakan bagian dari terbentuknya Cekungan Bandung, selain tentunya ada laut purba, gunung api aktif, dan danau purba yang artefaknya tersebar di sekeliling wilayah Bandung Raya.
"Gunung ini jadi bukti kronologis sejarah bumi cekungan Bandung," ujar Geografiwan T Bachtiar saat dihubungi pada Senin (29/9/2021).
Bachtiar menulis bahwa Gunung Salacau terbentuk dari batuan Dasit atau batu yang terbentuk dari vulkanik yang membeku.
"Dasit adalah batuan lelehan yang banyak mengandung SiO2," ucapnya.
Gunung itu mengalami aktivitas vulkanik yang sekitar empat juta tahun lalu, pada era Tersier ke Plosen. Pada saat itu daratan Pulau Jawa bertambah lebar ke Utara.
Baca Juga: Harga Tomat Menggiurkan, Petani di Bandung Barat Gelar Ronda di Malam Hari
"Misalnya, zaman 27 juta tahun lalu ketika laut dangkal buktinya perbukitan kapur di Rajamandala. Nah ini, 4 juta tahun lalu ketika lapisan kerak bumi terangkat oleh dorongan magmatis, buktinya adalah gunung Selacau," papar Bachtiar.
Meski tersengar asing, Gunung Selacau ternyata menarik ilmuwan dunia. Bachtiar menyebutkan sejak zaman kolonial banyak ilmuwan khususnya para ahli geologi mengambil contoh, menyebut nama, dan menaruh gunung ini dalam peta geologi.
Nama ilmuwan yang tertarik terhadap gunung di antaranya, Van Bemmelen, K. Kusumadinata, J.A. Katili, R.P. Koesoemadinata, M.A.C Dam, dan Edi Sunardi.
"Selain umur batuannya, gunung ini menarik perhatian para peneliti karena bentuknya yang indah, jaraknya mudah dijangkau, dan berkait dengan sejarah bumi Bandung," jelasnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
Bagaimana Inovasi Anak Muda di Bandung Barat Bantu Petani Beradaptasi dengan Perubahan Iklim?
-
Anggota Ormas Grib Jaya Kembali Ditangkap Polisi, Kali Ini Gegara Edarkan Sabu di Cimahi dan Bandung
-
Sampah dan Eceng Gondok Penuhi Sungai Citarum
-
Dedi Mulyadi Tegur Langsung Jeje Govinda Perkara Bawa Anak ke Kantor Dinas di Jam Kerja
-
Warganet Tanya Soal Jeje Govinda Bawa Anak ke Kantor, Kang Dedi Mulyadi Samakan Dengan Nabi
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
Pilihan
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
Terkini
-
Buruan Klaim! 3 Link DANA Kaget Hari Ini, Dapatkan Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu!
-
Piala Presiden 2025: Polda Jabar Terjunkan 2.632 Personel, Libatkan Jibom Amankan Si Jalak Harupat
-
8 Link DANA Kaget 3 Juli 2025, Segera Klaim Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu
-
Welas Asih Nama Baru RSUD Al-Ihsan, Dedi Mulyadi Beberkan Maksud di Baliknya
-
Gempa Frekuensi Rendah di Tangkuban Parahu Tembus Rekor: Aktivitas Masih Normal