SuaraJabar.id - Pekan ini diprediksi menjadi puncak masa migrasi burung elang dari langit utara menuju selatan. Peristiwa musiman ini dapat teramati dari kawasan Tebing Keraton, Taman Hutan Raya Ir Juanda (Tahura) Bandung.
Kepala Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir Djuanda (Tahura) Bandung, Lianda Lubis menyampaikan, pihaknya telah melakukan pemantauan sejak awal September lalu.
Khusus kini, pemantauan dilakukan bersama tim Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEJ).
"September sampai Oktober ini saatnya melintasi Tahura, sebetulnya kalau secara umum di Indonesia (masa migrasi) sampai Februari. Setelah Oktober, geser sedikit ke Jawa Tengah, Jawa Timur," katanya saat dihubungi suara.com, Selasa (12/10/2021).
Dari hasil pemantauan, kata Lianda, terdapat puluhan bahkan hingga ratusan elang yang sudah melintasi Tahura. Biasanya, migrasi itu dapat teramati baik sejak pagi hingga sore hari selama tidak turun hujan.
Lianda mengatakan, terdapat beberapa spesies yang terpantau di antaranya elang brontok, elang jawa, elang hitam, alap-alap sapi, elang jambul, elang sikep madu, alap-alap cina, dan spesies lainnya.
Ia menuturkan, beberapa di antaranya kerap singgah di Tahura, bersarang dan memilih hidup di sana. Dalam Empat tahun terakhir, misalnya, tercatat sekitar ada delapan jenis elang migran yang hidup di Tahura.
"Beberapa singgah di Tahura, meskipun yang tahun ini belum terlihat sudah ada yang singgah atau tidak. Tapi dalam empat tahun terakhir ada delapan spesies migran yang singgah dan tidak terbang lagi. Mungkin mereka betah, merasa Tahura asyik," kata Lianda.
"Tadi pagi, sekitar pukul 06.00 WIB, terpantau banyak elang melintas, mungkin bisa mencapai ratusan (burung)," ujarnya.
Baca Juga: Detik-detik ODGJ Ditembak Usai Tusuk Tiga Warga Bandung Barat
Belajar Mencintai Lingkungan Hidup
Lianda menerangkan, migrasi elang ini adalah peristiwa yang erat kaitannya dengan lingkungan dan ekosistem. Setidaknya, kata Lianda, terdapat dua alasan mengapa elang-elang itu bermigrasi. Pertama, lantaran pergantian musim, bahwa di tempat asalnya tengah terjadi musim dingin.
Sementara, yang kedua, diperkirakan atas kebutuhan makanan. Lianda mengatakan, kawanan elang bermigrasi untuk mencari sumber makanan yang lebih cukup.
Pada gilirannya, hubungan antara migrasi elang dan lingkungan menjadi timbal balik. Migrasi elang dipengaruhi kondisi lingkungan. Sebaliknya, kehadiran elang-elang di suatu kawasan akan berdampak pada kondisi ekosistem.
"Misalnya, pada 1997 ada kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera. Tahun itu tidak ada elang yang lewat di Tahura. Lalu di sisi lain, di Jawa Timur terjadi peningkatan populasi tikus dan belalang. Tapi di Vietnam sebaliknya, terjadi penurunan hama yang cukup besar. Kenapa? Karena elang lewatnya ke sana," kata Lianda.
Artinya, tegas Lianda, saat teradi kerusakan ekosistem akibat kebakaran hutan tersebut, maka itu mempengaruhi migrasi elang. Dengan kata lain, lingkungan hidup itu saling terhubung. Kerusakan lingkungan di suatu kawasan akan mempengaruhi kondisi lingkungan di kawasan lainnya.
Berita Terkait
-
Kapten Malut United Sebut Kemenangan atas Persib Bandung Sebagai Kado Ulang Tahun Pelatih
-
MU Pasang Target Tinggi Usai Berhasil Kalahkan Persib Bandung
-
Selang Urine Tertinggal di Ginjal Pasien, Dokter RS Borromeus Divonis Langgar Disiplin
-
Yance Sayuri vs Marc Klok, Siapa Gajinya Lebih Besar?
-
Malut United Bungkam Persib 2-0 di Ternate, Hendri Susilo: Kerja Keras Pemain Tak Terbantahkan
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Pecah Rekor! Indonesia Akhirnya Ekspor Langsung 48 Ton Durian Beku ke Tiongkok
-
Gandeng Sandiaga Uno, Kadin Tasikmalaya Perkuat Ekosistem Bisnis Nasional
-
Masuk Usia 130 Tahun, BRI Kenang Raden Bei Aria Wirjaatmadja sebagai Pendiri Visioner
-
Cirebon Darurat! Banjir Rendam 22 Desa, Lebih dari 6.500 Warga Terdampak
-
Rute Eksotis Jakarta-Cianjur Batal Dilayani KA Jaka Lalana, Ternyata Ini Penyebabnya