Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 22 Oktober 2021 | 17:41 WIB
Tim dari KLHK tengah mengecek rumah warga Kompleks Tipar Silih Asih RW 13 Desa Laksanamekar, Padalarang, Bandung Barat yang terdampak aktivitas blasting pembuatan terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

"Kalau hasil kajiannya aman, ya kami senang. Dengan catatan tolong perbaiki rumah kami, kemudian bagaimana penguatan tanahnya. Kemudian kalau hasilnya tidak aman, bagaimana soulisnya," jelas Rudi.

Seperti diketahui, aktivitas peledakan untuk menebus Gunung Bohong itu dilakukan sejak tahun 2019 dan berdampak terhadap rumah-rumah warga di Kompleks Tipar Silih Asih.

Banyak rumah warga yang mengalami kerusakan berupa retakan pada dinding dan lantai.

Ada sekitar 166 Kepala Keluarga (KK) yang dihuni sekitar 450 jiwa. Mereka menghuni sekitar 120 rumah.

"Dari total jumlah itu, sekitar 80 persen terdampak. Minimal ada retakan pada dinding sama lantai," pungkas Rudi.

Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Meiki W Paendong mengatakan, selain berdampak terhadap rumah, ledakan untuk menembus Gunung Bohong yang akan digunakan sebagai trase KCJB itu juga berdampak terhadap struktur tanah yang dihuni warga.

"Struktur tanah sudah tak lagi memungkinkan untuk ditempati karena dikhawatirkan terjadi longsor. Apalagi saat ini sedang hujan," ujarnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pakai APBN, Partai Ummat Sebut Jokowi Pembohong

Load More