SuaraJabar.id - Jika pada umumnya sumber air panas berasal dari gunung berapi, namun yang berada di kampung Cipanas, Desa Rajamandala Kulon, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini berbeda.
Tidak ada gunung berapi di daerah tersebut. Hanya ada perbukitan saja mengelilingi wilayah yang masuk wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling itu. Namun sumber air panas terus mengalir tanpa terpengaruh musim.
Keberadaan sumber air panas itupun dimanfaatkan warga RW 01 Desa Rajamandala Kulone menjadi sebuah objek wisata.
Mata air panas itu muncul dari sela-sela bebatuan yang berada di bagian atas perkampungan.
Kemudian warga sekitar menampung secara swadaya sumber air panas tersebut ke dalam bak-bak penampungan.
Dari bak penampungan, air panas disalurkan ke kamar mandi khusus yang biasa disewa kepada pengunjung.
Ketua RW 01 Sularyo mengatakan, keberadaan sumber air panas di daerah telah ada sejak dulu, bahkan sebelum pembangunan PTLA Saguling ada. Namun ia belum mengetahui asal sumber air panas tersebut.
"Saya tidak tahu sejak kapan sumber air panas itu ada. Hanya pas saya ke sini tahun 1990-an memang sudah ada," kata Sularyo kepada Suara.com belum lama ini.
Air panas di wilayahnya berada di kaki Gunung Tikukur dan Gunung Cimanik yang statusnya bukan gunung berapi. Keberadaannya menjadi penanda jejak letusan gunung api purba.
Dulu, kata Sulayro, dari sumber mata air itu warga hanya membuat berupa pancuran.
Keberadaan sumber air panas alami itu sudah dikenal, sebab dirasakan ampuh untuk mengobati berbagai penyakit.
Baca Juga: Salam dari Binjai, Ini 5 Lokasi Asyik di Kota Binjai
Dari mulai hanya sekedar gatal-gatal, pegal-pegal, rematik hingga stroke ringan. Hanya saja untuk stroke ringan pengobatan harus dilakukan secara terus menerus, bahkan ada yang sampai menginap hingga sepekan.
"Awalnya memang terkenal karena bisa menyembuhkan penyakit. Jadi semacam pengobatan alternatif. Allhamdulillah pada bisa teratasi," ungkap Sularyo.
Namun semakin ke sini, pengunjung yang datang ke pemandian air panas di Rajamandala kebanyakan bukan untuk berobat. Melainkan untuk berwisata dan melepas penat di sela-sela rutinitas.
Awal tahun 2000-an, warga mulai membangun bak atau kolam pemandian privat. Bak-bak yang berisi air panas itu disewakan kepada pengunjung. Untuk menikmati berendam air panas di sana, tarifnya pun cukup murah dan terjangkau.
Tiket masuknya hanya Rp 2 ribu dan Rp 5 ribu untuk menikmati air panasnya.
Selain ada bak-bak yang dibuat tertutup, warga juga menyediakan satu kolam besar. Jika bak-bak hanya bisa digunakan secara privat, maka kolam tersebut bisa digunakan untuk banyak orang.
Berita Terkait
-
Mengenal Eksotika Jabal Magnet: Barisan Bukit Memukau di Dekat Kota Madinah
-
Keajaiban Tersembunyi: Menelusuri Pantai-Pantai Eksotis di Gunungkidul
-
Madakaripura Tawarkan Keindahan Air Terjun Tertinggi di Jawa
-
Ikut Soroti Polemik Aqua Ambil Air Sumur Bor, DPR Minta BPKN Turun Tangan: Ini Persoalan Serius!
-
Coban Srikandi Tumpang: Trip Singkat Penuh Petualangan!
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Senyum Lebar Heni Mulyani, Mantan Kades di Sukabumi yang Tilep Uang Rakyat Rp500 Juta
-
Keajaiban di Balik Insiden KA Purwojaya Anjlok di Bekasi: 232 Penumpang Dipastikan Selamat!
-
Janji Nikah dan Hadiah Palsu! Guru Honorer Pembina Seni di Sukabumi Malah Jadi Predator Anak
-
Aneh tapi Nyata! Cari Rezeki di Lahan Sendiri, Dua Warga Sukabumi Malah Terancam Denda Rp100 Miliar
-
Dedi Mulyadi Ingin Bertemu Menteri Purbaya: Kayak Ketemu Pacar Aja!