Scroll untuk membaca artikel
Lebrina Uneputty
Minggu, 07 November 2021 | 15:50 WIB
Ilustrasi kuburan (Unsplash)

6. Makam Wali Kundu di Leuwi Gajah

Makam Enyang Dalem Santoan Wali Kundu terletak di gang keramat, Leuwi Gajah. Wali Kundu adalah cucu dari Adipati Kertamanah, seorang keturunan kelima dari Prabu Siliwangi yang dimakamkan di daerah Soreang.

Adipati Kertamanah mempunya cucu, Eyang Santoan Kobul, Santoan Kundu, dan Santoan Kulur. Makam tersebut diduga dibuat sekitar tahun 1500. "Wali Kundu dan 2 saudaranya adalah orang-orang penyebar agama Islam di daerah Leuwigajah," kata Machmud.

Pemakaman Tua di Cimahi Melintasi Zaman

Keberadaan makam tua di Cimahi melintasi berbagai zaman. Mulai dari zaman Hindu-Budha, Kerajaan Sunda, Penyebaran Islam, hingga Era Kolonial. Bahkan eksistensi makam tua di Cimahi juga tercatat dalam tulisan atau jurnal perjalanan orang-orang Eropa. Salah satunya seorang Naturalis Jerman bernama Salomon Muller.

Muller adalah salah satu anggota Natuutkundige Commissie voor Nederlandsch-Indie atau Komisi Ilmu Alam Hindia Belanda yang ditugaskan untuk meneliti kondisi geografis, flora, dan fauna di Priangan.

Dalam laporan perjalanan Muller 3 Januari 1833, ia menemukan sebuah makam tua di Distrik Cilokotot atau sekarang dikenal Cimahi, tepatnya di daerah Jambu Dipa atau kawasan Cisarua, sekarang.

Diketahui, dahulu Cimahi merupakan daerah di bawah distrik bernama Cilokotot yang merupakan bagian dari Kabupaten Bandung. Wilayah Cilokotot meliputi daerah setingkat kecamatan (onderdistrik) yaitu Cimahi, Padalarang, Batujajar, dan Cisarua.

Machmud mengatakan, jika melihat gambaran makam tua yang ditulis Muller, besar kemungkinan makam tersebut adalah peninggalan Sunda Kuno. Pasalnya, cerita tentang pohon hanjuang yang dikaitkan dengan kematian terdapat dalam kisah peperangan Sumedanglarang dengan Cirebon.

"Ini adalah tipikal makam sunda kuno. Kalau kita pernah mendengar cerita Sumedang Larang ketika berperang dengan Cirebon, penandanya adalah pohon hanjuang," pungkasnya.

Load More