SuaraJabar.id - Penerapan protokol kesehatan atau prokes di Kota Bandung disebut melemah oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Hal tersebut diungkapkan Luhut dalam konferensi pers terkait hasil rapat terbatas evaluasi PPKM pada Senin (8/11/2021).
Selain penerapan protokol kesehatan melemah, Luhut juga menyebut kesadaran masyarakat juga semakin berkurang.
Menanggapi hal itu, Ketua Satuan Harian Satgas Covid-19 Kota Bandung Ema Sumarna menyebut, sentilan yang diterima adalah hal biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.
"Tidak usah menjadi tema besar yang penting kita ini banyak eviden yang bisa ditunjukkan setiap hari Pol PP (Satpol PP) itu kan sebetulnya berkeliling. Tapi persoalannya begini, kita juga harus melihat dan mampu mengukur sejauh mana tingkat kedisiplinan dan komitmen masyarakat untuk bersama-sama menangani pandemi ini," ujar Ema di Balai Kota Bandung, Selasa (9/11/2021).
Ema mengklaim, dalam pemantauan protokol kesehatan tidak bisa hanya mengandalkan petugas karena jumlahnya tidak berimbang.
"Jauh-jauh hari kan kalau mengandalkan gugus kita ini gak berimbang jumlah manusia dengan masyarakat yang harus ditertibkan. Ini hampir sudah mendekati dua tahun loh. Masa mereka tidak paham situasi dan kondisi," ucapnya.
Jika nantinya masyarakat tidak dapat dikendalikan dan melakukan euforia, Ema menegaskan pengetatan akan kembali diterapkan.
"Kita selalu warning kepada mereka jangan euforia kalau sekarang ini mereka mengarah kepada tindakan terkendali tentu kita harus ketatkan lagi," tuturnya.
Baca Juga: Luhut Sebut Banyak Tempat Wisata di Bali Langgar Prokes, Satpol PP : Berkerumun Sih Tidak
"Karena kita tidak ingin lagi misalnya turun kelas dari level 2 ke level 3 kan bahaya dan itu implikasinya besar kepada relaksasi yang selama ini untuk memberikan daya dorong kepada aktivitas ekonomi dan sosial," tuturnya.
Ema pun mengajak semua pihak untuk saling mengedukasi guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan disiplin protokol kesehatan.
"Bukan tidak boleh tapi prokesnya harus maksimal. Semangatnya sama di saat ini bukan menjadi prioritas maka kurangi mobilitas dan kita akan evaluasi terhadap fasos (fasilitas sosial), fasum (fasilitas umum) yang ada di kita Alun-alun (Bandung) dan sebagainya," katanya.
Berita Terkait
-
Sebanyak 2.000 Personel akan Amankan Laga Persib Bandung vs Persebaya
-
Persiapan Bagus, Julio Cesar Siap Hadapi Persebaya
-
Marc Klok Ungkap Manfaat Sekembalinya Bela Timnas Indonesia
-
Kata-kata Duo Pemain Timnas Indonesia usai Latihan Perdana di Persib Bandung
-
Luhut Sebut Covid-19 Ungkap Kelemahan Sistem Kesehatan RI, Dukung Penggunaan AI Jadi Solusi
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Palu Diketok! Cirebon Timur Jadi Daerah Otonomi Baru, Penantian 20 Tahun Demi Pelayanan Publik
-
Helmy Yahya Dapat Jabatan Baru Lagi di Jawa Barat
-
3 Fakta di Balik Rencana 'Pecah Kongsi' 10 Daerah di Jabar
-
Peta Baru Jawa Barat Siap Terbentuk? Ini Daftar Lengkap 10 Calon Kabupaten yang Antre Mekar
-
Jabar Siap Pecah? Cirebon Timur Resmi Jadi Calon Kabupaten Baru ke-10 Usai Penantian 20 Tahun