SuaraJabar.id - Pandemi COVID-19 membawa banyak dampak, salah satunya aktivitas seni dan budaya yang 'mati suri'. Sebab, panggung yang selama ini jadi ajang unjuk aksi masih terbatas.
Bahkan, meski di beberapa daerah sudah mulai membolehkan kegiatan dengan dihadiri penonton, gairah terhadap seni dan budaya belum kembali normal.
Masih ada warga yang ragu, bahkan takut, untuk datang langsung menyaksikan kegiatan seni dan budaya.
Pemanfaatan teknologi digital hingga media sosial pun jadi salah satu solusinya. Seniman dan budayawan diharapkan lebih melek dan dekat dengan hal tersebut.
Namun, belum semua seniman melek serta mau bersentuhan dengan teknologi dan media sosial. Padahal, pemanfaatan teknologi dan media sosial bisa jadi sarana mempertahankan eksistensi hingga meraup pundi-pundi pemasukan.
Baca Juga: Pemerintah Daerah se-Asia Timur Bakal Tumplek di Kota Bandung Tahun Depan
Hal ini memantik Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat dan Komunitas Jurnalis Bandung (KJB) untuk membuka wawasan seniman dan budayawan agar bisa tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19 yang belum berakhir.
Kolaborasi keduanya menghadirkan 'Webinar Strategi Pengemasan Produk Budayawan dan Seniman Jawa Barat dalam Pemanfaatan Digital di Masa Pandemi COVID-19' pada Rabu (17/11/2021).
Kegiatan yang digelar daring dan ditayangkan melalui kanal Youtube Budaya Jabar ini menghadirkan sejumlah narasumber. Mereka adalah Aat Soeratin (Ketua Divisi Komunikasi dan Gerakan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jawa Barat), Sam Udjo (Founding Members Saung Angklung Udjo), Iqwan Sabba (Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Jawa Barat), Septianjar Muharam perwakilan Pewarta Foto Indonesia Bandung), dan Wisma Putra (pegiat media sosial).
Dalam sambutannya, Kabid Kebudayaan Disparbud Jawa Barat Dra. Febiyani, M.Pd., mewakili Kadisparbud Jawa Barat Dr. H. Dedi Taufik, M.Si., mengapresiasi terselenggaranya kegiatan webinar.
Dia berharap kegiatan ini membuat seniman dan budayawan tak menyerah di tengah pandemi. Sebaliknya, dia berharap senima dan budayawan berinovasi agar eksistensinya bisa berkelanjutan.
Baca Juga: Kejati Jabar Klaim Turun Tangan di Kasus Istri Marahi Suami Mabuk
"Saya mengapresiasi kegalauan Komunitas Jurnalis Bandung yang memandang masa pandemi ini yang menjadi sebuah halangan atau kendala pada awalnya, tapi saya pikir ini jadi sebuah tantangan bagi kita semua agar bisa tetap survive dan tetap terus berkarya di media yang baru," kata Febiyani.
Ketua Divisi Komunikasi dan Gerakan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jawa Barat Aat Soeratin mengatakan ada banyak pemulihan yang harus dilakukan di tengah pandemi, termasuk seni dan budaya.
Namun, perlu upaya teknis membangkitkannya dengan ragam terobosan responsif dan antisipatif terhadap perubahan situasi serta kondisi sekarang yang bisa berubah cepat dan mendadak.
Dia pun menekankan pentingnya gerakan Silih Tulungan alias saling menolong dalam langkah menuju kebangkitan tersebut. Sebab, dengan saling membantu, kebangkitan diharapkan bisa terjadi lebih cepat.
"Gerakan Silih Tulungan adalah semacam koridor yang inklusif dari kerja kolaborasi, kerja budaya berbagai institusi pemerintah maupun swasta, beragam komunitas maupun individu atau pribadi," jelasnya.
Founding Members Saung Angklung Udjo (SAU), Sam Udjo, yang jadi pembicara selanjutnya memaparkan bagaimana pasang-surut perjalanan SAU, termasuk di masa pandemi. Dulu, SAU begitu berjaya. Namun, saat pandei melanda, dampak hebat terasa.
Sebab, lebih dari 1,5 tahun Saung Angklung Udjo tak bisa menggelar pertunjukan seperti biasa. Akibatnya, banyak pekerja yang dirumahkan sementara karena kondisi keuangan yang sulit. Itu karena SAU tak mendapat pemasukan seperti sebelumnya dari pertunjukan.
Namun, menyerah bukan solusi. Sebaliknya, manajemen SAU berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi dan tuntutan zaman.
Salah satunya, Saung Angklung Udjo mulai beralih menggarap pertunjukan virtual, hal yang sebelumnya tak familiar. Mereka belajar dari ahlinya dan berusaha menyesuaikan dengan kondisi yang ada agar bisa tetap hidup.
Berkaca dari hal itu, Sam Udjo menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mendukung para seniman dan budayawan. Selain itu, kolaborasi jadi langkah penting lain yang perlu dijalankan.
"Titik kuncinya adalah kolaborasi. Ini harus disepakati dulu supaya kita itu bisa saling bersinergi, tidak overlaping. Misalnya dari kami mampunya di angklung, komunitas lain di bidang lain, bisa saja kita kolaborasi untuk sama-sama berkontribusi dalam penampilan virtual," jelasnya.
Sementara itu, untuk membekali para peserta, perwakilan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Bandung Septianjar Muharam dan Ketua Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Jawa Barat Iqwan Sabba memaparkan secara teknis langkah pengambilan foto dan video. Sehingga, karya yang dihasilkan seniman dan budayawan bisa disebarluaskan dan menjadi pertunjukan menarik.
Sedangkan pegiat media sosial Wisma Putra menjelaskan seputar pentingnya pengelolaan media sosial agar produk seni dan budaya bisa efektif disampaikan kepada publik.
Beragam tips diberikan, mulai dari cara promosi, pembuatan judul dan narasi, hingga pentingnya mengitung waktu untuk mengunggah produk atau karya di media sosial.
Kontributor : Cesar Yudistira
Berita Terkait
-
Masih Relevankah Cita-cita Jadi Jurnalis di Era AI? Ini Kata Ahli
-
Potret Prabowo Sambut Langsung Presiden Erdogan di Istana Bogor
-
Pentingnya Melestarikan Budaya Lokal di Tengah Arus Globalisasi
-
Seni Beladiri Pencak Silat, Manifestasi Warisan Budaya Turun-Temurun
-
Ulasan Buku Parade Hantu Siang Bolong: Reportase Jurnalistik Lokalitas Jawa
Tag
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Tips Tetap Bugar dan Sehat Selama Berpuasa Ramadan Menurut Dokter Penyakit Dalam
-
Dinkes Karawang Catat Peningkatan Kasus DBD di Awal 2025, Banyak Terjadi di Wilayah Perkotaan
-
Sopir Truk Maut Kecelakaan di Pasir Suren Sukabumi Ditetapkan Tersangka
-
Polisi Gagalkan Peredaran Sabu Senilai Rp500 Juta di Garut
-
Seluruh Korban Meninggal Kecelakaan Gerbang Tol Ciawi Berhasil Diidentifikasi