SuaraJabar.id - Kota Cirebon merupakan salah satu daerah yang masuk dalam wilayah Provinsi Jawa Barat. Sejarah Kota Cirebon sangat menarik untuk diulas karena ada kerajaan yang pernah berdiri di daerah itu.
Cirebon berasal dari kata Sarumban. Dulu Cirebon merupakan sebuah dukuh kecil yang didirikan oleh Ki Gedeng Tapa. Seiring berjalannya waktu, Cirebon berkembang menjadi desa yang ramai dan dinamai Caruban yang bermakna bersatu padu.
Pasalnya, penamaan Caruban dicetuskan lantaran di daerah itu terdapat banyak pendatang, diantaranya dari Sunda, Jawa, Tionghoa serta unsur bangsa Arab. Dengan kondisi itu, secara otomatis bahasa, agama dan adat istiadatnya beranekaragam.
Lafaz Caruban berubah menjadi carbon dan cerbon. Penamaan ini dipengaruhi oleh mata pencaharian sebagian besar masyarakat Cirebon yang bekerja sebagai nelayan. Mereka menangkap ikan kecil, udang kecil (rebon) di pantai untuk membuat terasi, petis dan garam.
Air bekas pembuatan terasi disebut belendrang. Yang terbuat dari sisa pengolahan udang rebon disebut cai-rebon, kemudian disebut menjadi Cirebon.
Pada abad ke-XIV, di pantai laut jawa ada nelayan kecil yang mempunyai nama Muara Jati. Di kawasan itu banyak kapal asing yang datang untuk berniaga. Penguasa Kerajaan Galuh Padjadjaran menunjuk Ki Gedeng Alang-Alang untuk mengurusi pelabuhan.
Seiring berjalannya waktu aktivitas Islam semakin berkembang. Ki Gedeng memindahkan permukiman ke Lemahwungkuk yang berjarak sekitar 5 km. Kepala permukiman baru itu dijabat oleh Ki Gadeng Alang-Alang dengan gelar Kuwu Cerbon.
Dalam perkembangannya, Putra Prabu Siliwangi, Pengeran Walangsungsang ditunjuk sebagai Adipati Cirebon dengan gelar Cakrabumi. Pengeran Walangsungsang merupakan pendiri Kerajaan Cirebon. Ia mengirimkan surat atau upeti ke Raja Galuh. Raja Galuh membalasnya dengan mengirimkan tentara ke Cirebon. Namun yang keluar menjadi pemenang yakni Pengeran Walangsungsang.
Peristiwa itu sebagai pertanda berdirinya Kerajaan baru di Cirebon sekaligus menandai awal mula kerajaan Islam di Cirebon.
Baca Juga: Digusur PT KAI, Warga Anyer Dalam Bandung Bertahan di Atas Reruntuhan
Pada 1920 kota Cirebon dipimpin oleh JH. Johan dan dilanjutkan oleh R.A Scotman. Pada 1926, gemeente Cirebon diangkat menjadi stadgemeente. Sehingga otonominya lebih luas untuk menata kotanya.
Setelah Indonesia merdeka, Pemkot Cirebon ingin mengubah citra Kota Cirebon yang sudah dibentuk pada masa Kolonial Belanda dengan simbol dan identitas berbeda.
Kepala daerah
Berikut nama-nama Wali Kota yang pernah menjabat di Kota Cirebon:
- Burger Meester YH Johan, 1920-1925
- Burger Meester Hotman, 1925-1928
- Burger Meester Gostrom Slede, 1928-1933
- Burger Meester HEC Kontic, 1933-1938
- Burger Meester HSC Hupen, 1938-1942
- Asikin Nataatmaja, 1942-1943
- SHITO Muniran Suria Negara, 1943-1949
- Wakil Kota Prinata Kusuma, 1949-1950
- Wakil Kota Mustafa Suryadi, 1950-1954
- Wali Kota Hardian Karta Atmaja, 1954-1957
- Walikota Prawira Amijaya, 1957-1959
- Walikota Moh Safei, 1959-1960
- Walikota RSA. Prabowo, 1960-1965
- Walikota R. Sukardi, 1965-1966
- Walikota Tatang Suwardi, 1966-1974
- Walikota H Aboeng Koesman, 1974-1981
- Walikota Drs. H. Achmad Endang, 1981-1983
- Walikota Drs. Moh. Dasawarsa, 1983-1988
- Walikota Drs. H. Kumaedhi Syafrudin, 1988-1993
- Walikota Drs. H. Kumaedhi Syafrudin, 1993-1998
- Walikota Drs. H. Lasmana Suriaatmadja, 1998-2003
- Walikota Subardi, 2003-2013,
- Walikota Drs. H. Ano Sutrisno, 2013-2015
- Walikota Drs. Nasrudin Azis, SH, 2015- hingga sekarang
Geografi
Sebagian besar wilayah Cirebon berupa dataran rendah dengan ketinggian 0-2000 mdpl. Wilayah Kota Cirebon dibagi menjadi 5 kecamatan dan 22 kelurahan. Kota ini cukup strategis dan menjadi simpul pergerakan transportasi antara Jawa Barat dengan Jawa Tengah.
Berita Terkait
-
APBD Dipangkas, Dedi Mulyadi Sebut ASN Jabar Bakal Puasa Tahun Depan
-
Jaga Kelestarian Laut, KKP Terapkan Batasan Penangkapan Ikan Maksimal 7 Juta Ton
-
Sule Tolak Mentah-mentah Tawaran Politik Dedi Mulyadi: Pilih Tetap Jadi Seniman Penghibur Rakyat!
-
Keracunan MBG di Lembang, 201 Siswa dan Guru Dirawat
-
Belasan Anak Dikira Terlibat Kerusuhan di DPRD Cirebon, Menteri PPPA Ungkap Fakta Sebenarnya!
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Dedi Mulyadi Serukan Puasa APBD Tahun 2026, Ini Penyebabnya!
-
Jalur Cianjur-Sukabumi Dibuka! Tapi Awas Bahaya Tersembunyi Ini...
-
Insiden Truk Tangki Terguling Picu Kebakaran Hebat di Cianjur, Ini Kata Pertamina
-
7 Fakta Tragedi Kebakaran Hebat di Cianjur: Dari Truk Tangki Terguling Hingga Satu Korban Terbakar
-
Truk Tangki BBM Terguling Hanguskan 6 Ruko dan 3 Rumah, Satu Korban Terbakar di Cianjur