SuaraJabar.id - Kemarau kering diprediksi akan melanda Indonesia secara umum pada tahun 2022 nanti. Pakar menilai ini patut jadi peringatan bagi sektor pertanian, pencegahan kebakaran hutan atau lahan hingga persiapan cadangan air.
Amatan terhadap kondisi kemarau pada 2022 tersebut disampaikan Profesor Riset Bidang Meteorologi dan Klimatologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Dr. Edvin Aldrian pada sebuah acara virtual yang diikuti suara.com, Senin (27/12/2021).
"Kemungkinan besar tahun 2022 Indonesia akan mengalami periode kemarau kering," katanya dalam webinar bertajuk 'Refleksi Akhir Tahun: Membaca Secara Ilmiah Kebencanaan 2021 di Indonesia' itu.
Edvin menjelaskan, prediksi ini didasarkan pada riwayat kemarau pada dua tahun sebelumnya yang cenderung basah.
Pada 2020, kemarau basah itu dipicu sunspots minimum. Suatu siklus matahari yang memiliki rentang waktu 11 tahun. Sementara, tahun ini terjadi akibat pengaruh La Nina.
"Karena sudah mengalami dua kali kemarau basah berturut-turut pada 2020 dan 2021, maka kemungkinan besar tahun 2022 Indonesia akan mengalami periode kemarau kering," tegasnya.
Meski kemarau kering itu diprediksi tidak ekstrem, masyarakat maupun pemerintah diminta tetap bersiap.
Pada sektor pertanian, yang perlu disiapkan adalah pola tanam kering.
"Akan terjadi panen pada sektor kelautan karena konsekuensi dari iklim lebih kering tersebut. Biasanya, kalau kering menguntungkan sektor kelautan, tapi agak merugikan sektor pertanian," imbuhnya.
Baca Juga: BRIN: Kalau Ada Ramalan Gempa, Sudah Pasti Hoaks
Kebakaran lahan dan hutan pun rentan terjadi. Oleh sebab itu, modifikasi cuaca dinilai perlu dilakukan apabila memungkinkan.
Di samping itu, kesediaan cadangan air pun harus dioptimalkan.
"Jadi, saran saya sebagai seorang peneliti di BRIN, kita harus mempersiapkan modifikasi cuaca, daerah-daerah yang sering kebakaran itu dibasahkan," katanya.
"Setelah melewati spring 2022, bulan April, akan dimulai pola kering dan harap persiapkan kesediaan air di tempat-tempat penampungan seperti waduk dan dam," tandasnya.
Kontributor : M Dikdik RA
Berita Terkait
-
Saat 'Luka Bakar' Gambut Sumatra Selatan Coba Disembuhkan Lewat Solusi Alam
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Mentan Tegaskan Harga Pangan Stabil dan Produksi Surplus, Bantah Isu MBG Picu Kenaikan Harga
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
Teknologi DNA Jadi Kunci Selamatkan Hiu dan Pari, Tapi Indonesia Terkendala Biaya
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
BRI: KIK EBA Syariah BRI-MI JLB Diharapkan Mampu Akselerasi Pertumbuhan Keuangan Syariah Indonesia
-
Depok Lawan Predator! Dinkes Bekali Nakes Jurus Khusus Tangani Korban Kekerasan dan TPPO
-
Gedung Sate Ganti Wajah ala Candi Rp3,9 Miliar
-
Tega Sunat Dana Pelajar, Kasus Korupsi PIP SMAN 7 Cirebon Resmi ke Meja Hijau
-
5 Fakta Mencekam Pesawat Jatuh di Karawang: Mesin Mati di Ketinggian 5.500 Kaki, Pilot Lakukan Ini