SuaraJabar.id - Pratama Arhan Alif Rifai adalah sosok putra Indonesia Pemain Timnas yang namanya baru baru ini meroket setelah aksi dan prestasinya dalam laga Piala AFF 2020.
Pemuda kelahiran 21 Desember 2001 itu bahkan dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik (Young Player of the Tournament) dan berhak mendapatkan penghargaan Goal NXGN Award.
Tendangan roket atau tendangan jarak jauh juga menjadi keahlian langka pemain muda ini.
Namun siapa sangka sosok muda berbakat ini terlahir dari keluarga sederhana yang bahkan pernah mengecap pahitnya kehidupan di masa lalunya.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule turut mengapresiasi kerja keras Bek kiri asal Blora tersebut.
Apresiasi disampaikan Mochamad Iriawan melalui akun Instagram pribadinya @mochamadiriawan84 dengan membubuhkan video profil Pratama Arhan dan keluarga.
Terlahir dari kehidupan sederhana di mana sang ibu yang berprofesi sebagai penjual sayur sementara sang ayah pekerja serabutan Arhan rupanya memiliki mimpi besar menjadi pemain Internasional.
Arhan merupakan anak bungsu dari dua bersaudara yang tinggal di Dukuh Kedongnongo, Desa Sidomulyo, Kabupaten Blora.
"Arhan sejak kecil sudah mulai suka sepakbola itu mulai kelas 2 SD itu sudah mulai main main bola plastik di depan rumah tetangga yang agak lebaran itu sama anak anak yang lain," ungkap Ibu Arhan, Surati seperti dalam unggahan video tersebut.
Baca Juga: Demi Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Minta Kompetisi Domestik Ditingkatkan
Ia menambahkan bahwa sejak kecil Arhan telah ikut sekolah SSB Putra Mustika di Blora bersama sang kakak.
Kecintaannya pada sepakbola telah terasah sejak kecil sehingga Arhan begitu bersemangat dan telah memenangkan berbagai penghargaan dan selalu menjadi juara diantaranya Best Young Player, Juara 1 Turnament PSSI Kabupaten Blora di tahun 2012 dan masih banyak kejuaraan yang ia torehkan.
Pemuda yang bercita cita berkarir di kancah Eropa ini pernah merasakan pahitnya hidup saat dirinya kesulitan dalam membeli sepatu sepakbola, tak jarang orangtua Arhan harus menjual sesuatu dulu agar dapat membeli sepatu untuknya.
"Dulu kami memang keterbatasan ekonomi, kami sering berhutang kesana kesini suatu saat anak gak punya sepatu, hanya punya 25 ribu dan itupun beli sepatu satu kali sudah jebol," ungkap Surati sembari menahan airmatanya agar tak mengalir.
Susah payah mereka selalu upayakan agar Arhan mampu dengan baik menapaki karirnya.
"Kalau ada turnament turnament juga sering hutang untuk biaya turnament itu sendiri," ucapnya lagi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
Terkini
-
Larang Study Tour Dedi Mulyadi, DPR: Kasihan Anak SMK, Nanti Buta Dunia Industri
-
Cuma Gara-gara Tegur Buang Sampah, Pria di Bogor Dikeroyok Pengamen
-
Butuh Uang Tunai Tengah Malam di Bandung? Ini Peta Lokasi ATM 24 Jam Penyelamat Anda
-
Wisata Cianjur Keren Tapi Jalannya Bikin 'Nangis', Wabup: Perbaikan Akses Jadi Prioritas Utama
-
5 Rekomendasi Kacamata Kece di Bawah Rp 500 Ribu: Nyaman, Stylish, dan Nggak Bikin Kantong Jebol