Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 09 Februari 2022 | 12:49 WIB
Warga beraktivitas di bibir pantai saat ombak dan angin kencang menerjang kawasan tersebut di Teluk Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu (6/2/2022). [ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas]

SuaraJabar.id - Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan inggi gelombang di wilayah Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi mencapai 6 meter.

Menurutya, ada beberapa hal yang menyebabkan tinggi gelombang di daerah itu bisa mencapai 6 meter.

"Selain karena saat masih dipengaruhi musim angin barat, saat sekarang di barat daya Pulau Jawa terdapat Tropical Low 93S (tekanan rendah, red.)," kata Teguh, Rabu (9/2/2022) dikutip dari Antara.

Ia mengatakan keberadaan tekanan rendah tersebut mengakibatkan adanya pusaran angin di barat daya Pulau Jawa dan peningkatan kecepatan angin di wilayah perairan maupun Samudra Hindia selatan Jabar hingga DIY.

Baca Juga: 51 Siswa Sakit Demam, Batuk dan Flu Secara Bersamaan, Sebuah SMA Negeri di Cianjur Setop PTM

Menurut dia, angin di wilayah selatan Pulau Jawa dominan bergerak dari barat-barat laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.

"Peningkatan kecepatan angin ini berdampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY," katanya.

Terkait dengan hal itu, Teguh mengatakan pihaknya pada hari Rabu (9/2) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi gelombang tinggi yang berlaku hingga Kamis (10/2) dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut.

Dalam hal ini, kata dia, tinggi gelombang 2,5-4 meter yang masuk kategori tinggi berpeluang terjadi di wilayah perairan selatan Cianjur, perairan selatan Sukabumi, perairan selatan Garut, perairan selatan Tasikmalaya, perairan selatan Pangandaran, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, dan perairan selatan Yogyakarta.

Sementara tinggi gelombang 4-6 meter yang masuk kategori sangat tinggi berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan Cianjur, Samudra Hindia selatan Garut, Samudra Hindia selatan Tasikmalaya, Samudra Hindia selatan Pangandaran, Samudra Hindia selatan Cilacap, Samudra Hindia selatan Kebumen, Samudra Hindia selatan Purworejo, dan Samudra Hindia selatan Yogyakarta.

Baca Juga: Lebih Berpeluang Menang di Pilgub 2024, Ridwan Kamil Lebih Pilih Nyapres?

Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran.

Dalam hal ini, nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil diimbau untuk waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.

Selain itu, operator tongkang diimbau agar mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

Kapal feri juga diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, sedangkan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau pesiar diimbau waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

"Kami mohon masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi terjadinya gelombang tinggi demi keselamatan semua. Kami akan terus memantau perkembangan Tropical Low 93S, apakah akan melemah ataukah berkembang menjadi siklon tropis," kata Teguh.

Load More