Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 23 Februari 2022 | 14:05 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. [Dok.Antara]

SuaraJabar.id - Jawa Barat diklaim telah melewati puncak penyebaran COVID-19 varian Omicron. Bahkan saat ini, kasus COVID-19 di Jawa Barat juga diklaim sudah mengalami penurunan.

Klaim tersebut diungkapkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada Selasa (22/2/2022). Menurnya, puncak penyebaran Omicron di Jabar terjadi pada empat hari lalu.

"Omicron betul masih tinggi di Jawa Barat, tapi trennya lagi turun. Puncaknya empat hari lalu, sekarang setiap hari menurun," kata Ridwan Kamil.

Dari penelusuran di laman Pikobar, kasus COVID-19 di Jawa Barat memang mengalami penurunan pada empat hari ke belakang.

Baca Juga: Update Kasus Dugaan Suap Mantan Wali Kota Banjar: KPK Panggil Anggota Dewan hingga Petinggi Partai

Pada Senin (21/2/2022) pukul 17.00 WIB, kasus Covid-19 di Jabar terjadi penambahan sebanyak 8.105 kasus. Angka ini turun jika dibandingkan dengan tiga hari sebelumnya.

Pada Minggu (20/2/2022) saja, Covid-19 tercatat sebanyak 10.410 kasus. Kemudian, pada Sabtu (19/2/2022), terdapat 12.601 kasus. Dan, pada Jumat (18/2/2022) sebanyak 13.780 kasus.

Namun, per 22 Februari 2022 pukul 17.00 WIB, kasus Covid-19 di Jabar kembali meningkat dengan 13.658 kasus.

Adanya peningkatan kasus itu, Satgas Covid-19 Jabar mencatat beberapa wilayah yang masih dengan kasus tertinggi.

"Daerah yang penambahan kasusnya tertinggi masih tetap di kawasan Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi) dan Kota Bandung," kata Ketua Harian Satgas Covid-19 Jabar, Dewi Sartika dalam siaran persnya.

Baca Juga: Gejala Omicron pada Orang Dewasa dan Anak: Ciri Khas Batuk Keras hingga Sulit Bernafas, Segera Periksakan Diri!

Berdasarkan laman covid19.bandung.go.id per 23 Februari 2022 pukul 01.00 WIB, terdapat penambahan kasus aktif sebanyak 642. Dengan begitu, jumlah kasus konfirmasi aktif di Kota Bandung mencapai 10.439.

Pernyataan Dewi Sartika selaras dengan data bahwa Bodobek merupakan kawasan dengan kasus Covid-19 tertinggi di Jabar.

Merujuk pada https://ccc-19.depok.go.id/, per Selasa, 22 Februari 2022 18:52 WIB, jumlah kasus terkonfirmasi aktif sebanyak 40.408. Dan Kota Bekasi menurut https://corona.bekasikota.go.id/, terdapat 47.874 kasus terkonfirmasi aktif.

Sedangkan Kabupaten Bogor berdasarkan https://covid-19.bogorkab.go.id/, terdapat 19.675 kasus terkonfirmasi aktif.

Lebih jauh Ridwan Kamil menuturkan, Pemerintah Daerah di Jabar mesti terus melakukan tes (testing), telusur (tracking), dan tindak lanjut (treatment), supaya Covid-19 varian Omicron bisa teratasi.

"Apapun namanya (varian virus Covid-19) solusinya itu saja berbaginya. Rakyat patuhi prokes negara mencari, merawat, men-treatment," kata Kang Emil.

Terakhir, Kang Emil meminta kepada seluruh kepala daerah, TNI/Polri untuk mempercepat vaksinasi. Khususnya adalah kepada para lansia yang belum mendapatkan vaksin kedua.

Langkah ini sebagai upaya untuk melindungi masyarakat dari virus Covid-19 varian omicron yang menyebar begitu cepat. Sebab menurut Kang Emil, dari hasil penelitian di Jawa Barat, mereka yang meninggal karena Covid-19 adalah golongan lansia dan yang belum divaksin.

Bagi daerah yang tingkat vaksinasinya sudah tinggi, didorong untuk melaksanakan kegiatan booster. Sehingga tidak ada berita tentang vaksin Cocid-19 yang kadaluarsa.

"Titip lansia karena mayoritas yang meninggal dunia pada usia lansia dan yang belum divaksin. Jadi, kalau ada lansia yang belum divaksin itu adalah yang paling-paling rawan oleh Omicron," tukasnya.

Load More