Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 17 Maret 2022 | 15:39 WIB
Seorang petani cabai di Lembang memperhatikan pohon cabai yang diserang jabur dan gagal panen. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Para petani di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendapat kenyataan kurang menyenangkan menjelang bulan suci Ramadan tahun ini. Ribuan batang cabai gagal panen.

Seperti yang dialami Entis (50), petani sayuran Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Ia harus merelakan sekitar 1.500 batang cabai rawit merah dan yang lainnya gagal panen.

"Saya ada sekitar 5.000 batang pohon cabai. Sekitar 1.500 itu enggak bisa dipanen karena enggak akan laku," ungkap Entis kepada Suara.com pada Kamis (17/3/2022).

Baca Juga: Mendekati Ramadan, Harga Cabai di Palembang Merangkak Naik Rp6.000 Per Kilogram

Entis mengungkap penyebab ribuan batang cabainya tidak bisa dipanen. Menurutnya, cabai-cabai, termasuk rawit merah yang harganya paling tinggi itu dikarenakan diserang hama patek.

Patek atau antraknosa merupakan salah satu penyakit yang kerap menyerang tanaman cabai, yang menyerang saat temperatur dan kelembapan udara tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum atau jamur Gloeosporium.

"Buahnya diserang patek akhirnya busuk. Belum lagi ditambah lagi pancaroba, hujan terus jadi busuknya lebih cepet," ujar Entis.

Ia jelas merugi, meski enggan menyebutkan nominalnya. Sebab, ribuan batang pohon itu cabainya tak bisa dijual ke bandar. "Bandar juga enggak akan mau nerima kalau kondisinya begini mah. Jadi ya dibiarin aja," ucapnya.

Terkait harga cabai rawit merah yang sebelumnya sempat meroket hingga Rp 60-70 ribu per kilogram di tingkat petani, kini sudah turun lagi. Ia menjualnya Rp 50 ribu per kilogram.

Baca Juga: Antrean Truk Sampah Mengular di Jalan Menuju TPA Sarimukti Bandung Barat, Ini Penyebabnya

"Harganya masih baik turun. Sekarang Rp 50 ribu per kilogram. Tapi bisa aja besok naik atau turun lagi," tandasnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More