SuaraJabar.id - Seorang warga Kota Banjar, Jawa Barat bernama Zaenal Arifin kebingungan lantaran anaknya yang bernama Kifa (11), sudah terdata sebagai penerima vaksin Covid-19 dosis pertama.
Padahal kata Zaenal, anaknya itu sama sekali belum pernah suntik vaksin di tempat fasilitas kesehatan manapun.
Pertama kali Zaenal mengetahui anak ketiganya terdata sudah menerima vaksin Covid-19 itu setelah mendengar cerita temannya yang juga mengalami hal serupa.
“Awalnya saya mengecek itu karena ada info dari teman. Ternyata anaknya yang belum terima vaksin Covid-19, tapi sudah terdata,” ungkap Zaenal, Selasa (05/04/2022).
Karena merasa penasaran, kemudian ia pun langsung mencoba mengecek nama anaknya melalui aplikasi Peduli Lindungi. Ketika dicek dengan cara memasukan nama dan NIK anaknya, ternyata benar nama anak Zaenal sudah ada datanya dalam aplikasi tersebut.
Kejanggalan itu pun menjadi sebuah tanda tanya besar bagi Zaenal yang sampai saat ini belum ia temukan jawabannya.
“Saya juga bertanya-tanya ini dari mana datanya. Sebagian orang tua mungkin merasa senang bahwa anaknya sudah vaksin. Tapi ini mencontohkan ketidakbenaran, manipulasi data yang perlu saya tanyakan siapa yang melakukan hal seperti ini,” tandas Zaenal.
Hal serupa juga terjadi pada seorang anak berinisial M (8). Anak tersebut tidak mendapat izin orang tuanya untuk mengikuti vaksin Covid-19. Namun setelah orang tuanya mengecek melalui aplikasi Peduli Lindungi malah terdata sudah menerima vaksin.
Orang tua M, Dede Komara mengungkapkan kekecewaannya itu karena tidak ada transparansi dari pihak terkait tentang data tersebut.
Baca Juga: Kepala BPOM Tidak Setuju Vaksin Covid-19 Kedaluwarsa Dibuang, Apa Alasannya?
“Kenapa tidak transparan, ada unsur apa sebenarnya kok harus manipulasi data seperti itu,” tanya Dede Komara.
Ia menyebut, alasan tidak mengizinkan anaknya untuk mengikuti vaksin Covid-19 karena ia masih merasa khawatir tentang uji klinis vaksin tersebut. Jadi bukan berarti menolak secara keseluruhan.
“Alasan kami tidak mengizinkan, pertama vaksin itu masih simpang siur. Meskipun dari segi kedokteran ada yang pro dan kontra. Kemudian kami memilih tidak mengambil resiko, karena resikonya sudah jelas,” tandas Ade Komara.
Berita Terkait
-
Orang Tua Lesti Kejora di Kampung Kerja Apa? Dipuji Tetap Sederhana meski Anak-Mantu Kaya Raya
-
Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
-
Gaya Sederhana Ibu Lesti Kejora Naik Angkot Viral, Tas di Pangkuannya Bikin Salfok
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 28 September 2025: Hujan di Jabodetabek & Jabar, Jatim Berawan
-
Setelah Kasus Gigitan Anjing Rabies, Tabanan Evakuasi Anjing Liar
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
Bukan Gantung Diri Biasa, Kejanggalan Brankas Rusak Ungkap Skenario Lain Kematian Sekuriti Bank
-
Update Korban Ponpes Ambruk di Sidoarjo: 38 Santri Diduga Masih Tertimbun
-
Misteri Hiu Tutul Raksasa Mati di Bekasi: Tanpa Luka, Apa Penyebabnya?
-
Siap Tempur! Persib Bandung Usung Misi Bangkit di Markas Bangkok United
-
Teror Jalanan di Cianjur! Dua Pemuda Pelaku Pengadangan Wisatawan Ditangkap