SuaraJabar.id - Buah kolang-kaling sulit dipisahkan dari jajanan takjil di bulan suci Ramadan. Meningkatnya permintaan buah dari pohon aren itupun membuat petani kolang-kaling meraup keuntungan ganda.
Keuntungan setahun sekali di bulan yang penuh ampunan itupun dirasakan Omay warga Kampung Sandayang 02/01, Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Tungku api milik pria berusia 45 tahun itu terus menyala sedari pagi hingga sore hari. Kompor tradisional berbahan bakar kayu itu terlihat terus-menerus merebus biji buah aren untuk menghasilkan kolang-kaling.
Gumpalan membumbung tinggi ke udara, merubah warna panci besar rebusan buah aren hitam penuh arang, dan sesekali membuat perih mata. Omay tampak sibuk memastikan api tetap menyala, sambil menyelingi dengan memotong buah aren dari tangkainya.
Baca Juga: Banjir Pesanan selama Bulan Suci Ramadhan, Perajin Kolang Kaling Panen Berkah
Sejak sepekan sebelum Ramadhan, perajin kolang-kaling seperti Omay telah kebanjiran pesanan. Untuk bisa dapat untung besar tentu harus dibarengi dengan produksi besar pula.
"Ya digeder terus merebus, karena permintaan cangkaleng (kolang-kaling) banyak sekali. Harganya juga lagi mahal," ujar Omay saat ditemui belum lama ini.
Berkah berlipat dialami Omay pada Ramadan tahun ini sebab permintaan kolang-kaling meningkat drastis dalam tiga tahun berjalan pandemi COVID-19. Menurutnya hal tersebut lantaran adanya pelonggaran kegiatan masyarakat.
Omay menyebut dalam sehari bisa merebus buah aren untuk diolah jadi kolang-kaling sebanyak 4-5 kali rebusan. Rata-rata tiap satu kali rebusan memproduksi kolang-kaling sebanyak 10-15 kilogram. Sehingga total tiap hari bisa menghasilkan 60 kilogram.
"Kalau gak berhenti merebus bisa sampai 80 kilogram. Tapi kalau sampai sore paling cuma 50-60 kilogram," terang Omay.
Baca Juga: Hari Pertama Ramadan, Perajin Kolang Kaling di Bandar Lampung Banjir Pesanan
Kudapan kenyal berbentuk lonjong warna putih itu saat ini dipatok harga Rp8.000-Rp10.000 per kilogram. Adapun hari-hari biasa dijual dengan harga Rp 3.000 per kilogram.
"Harga naik drastis. Saya hari biasa kirim ke pabrik cuma Rp 3.000 per kilo, sekarang udah Rp 8.000," terangnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
Kapan Ramadhan 2025? Simak Perkiraan Tanggal dan Fakta Menariknya!
-
Gilang Dirga Jadi Cawabup Tapi Belum Lulus Kuliah, Pandji Pragiwaksono Beri Sentilan Menohok
-
Ancaman Bom di Wisuda Unpar Bandung, 100 Polisi Berjaga Ketat!
-
3 Supersub Timnas Indonesia yang Bisa Jadi Pembeda Lawan Jepang, No.1 Pernah Permalukan Samurai Biru
-
Kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 Diduga Akibat Rem Truk Blong, Polisi Lagi Data Jumlah Korban
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Sikap Politik PWNU di Pilkada Jabar: Gubernur Terpilih Wajib Kuatkan Persatuan Umat
-
Dapat Bonus Logam Mulia 1 Gram, Yuk Ikuti KPR BRI Property Expo 2024
-
Apakah Samsung A35 Tahan Air dan Spesifikasinya
-
Transformasi Digital BRIAPI Sukses Membawa BRI Raih Pengakuan Global
-
Local Media Community 2024 Roadshow Class Tasikmalaya: Media Lokal Perlu Diversifikasi Sumber Pendapatan