Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Senin, 25 April 2022 | 09:19 WIB
Menkeu, Sri Mulyani. (Dok: BRI)

SuaraJabar.id - Inflasi di Indonesia per Maret hingga April 2022 menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani perlu diwaspadai.

Menurut Sri Mulyani, sebab kenaikan inflasi sebesar 2,64 persen year-on-year (yoy) masuk ke dalam tren global.

Ditambahkan oleh Sri Mulyani inflasi Indonesia ada di level tertinggi sejak April 2020.

Untuk itu, menurut Menkeu sejumlah langkah bakal dipersiapkan oleh pemerintah untuk meredam inflasi ini.

Baca Juga: BI: Perang Rusia-Ukraina Berdampak pada Kenaikan Inflasi Kepri

"Pemerintah terus berupaya untuk meredam dan mewaspadai inflasi dengan operasi pasar, pengawasan distribusi, dan penyediaan pasokan," ujar Sri Mulyani mengutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com, Senin (25/4/2022).

Ia menerangkan dari sisi neraca perdagangan, Indonesia masih mencatatkan surplus neraca perdagangan yang berturut-turut. Hal itu juga menimbulkan kekuatan resiliensi dari sisi eksternal.

"Neraca pembayaran kembali menguat tren surplus, sejak Mei 2022 ini timbulkan resiliensi dari sisi eksternal Indonesia," ungkapnya.

Sementara, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menambahkan inflasi kelompok administered prices dipengaruhi oleh bahan bakar rumah tangga dan bensin karena penyesuaian harga LPG nonsubsidi dan BBM nonsubsidi.

Kemudian, inflasi kelompok volatile food juga meningkat terutama dipengaruhi kenaikan inflasi minyak goreng seiring penyesuaian harga eceran tertinggi (HET).

Baca Juga: Gubernur Bank Indonesia Peringatkan Ancaman Inflasi Akibat Perang Rusia Ukraina

Load More