SuaraJabar.id - Seorang kepala desa di Bogor, Jawa Barat dinilai tutup mata imbas terlantarkan warganya seorang bayi yang menderita gizi buruk berusia dua tahun hingga meninggal dunia.
Bayi yang luput dari perhatian pemerintah itu merupakan warga asal Kampung Cisarua RT 01/07, Desa Banyuresmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
Dia meninggal dunia lantaran menderita gizi buruk dan meningitis (radang selaput otak) setelah mendapatkan perawatan selama sembilan hari di RSUD Leuwiliang.
Waludin, sang ayah menceritakan, putri ketiganya itu meninggal pada Jumat (22/4/2022). Mirisnya, saat dibawa pulang ke rumah duka Waludin mengaku hanya membawanya dengan mobil bak terbuka.
“Anak saya dinyatakan meninggal dunia oleh dokter di RSUD Leuwiliang pada, Jumat (22/4/2020), kemudian kami bawa pulang dengan menggunakan mobil losbak (mobil bak terbuka, red) tidak menggunakan mobil ambulans, dan kami sudah mengikhlaskannya,” ungkap Waludin kepada wartawan, Minggu (24/04/2022).
Sementara, menurut Usup dari Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kecamatan Cigudeg mengaku dirinya telah berupaya membawa balita itu ke RSUD Leuwiliang, Kamis, (14/4/2022) bersama bidan desa agar mendapatkan penanganan medis. Bahkan, kata Usup putri ketiga dari pasangan Waludin (37) dan Wati (35) itu sempat mendapatkan perawatan medis selama sembilan hari sebelum dinyatakan meninggal.
Jumat (22/4/2022) pihak rumah sakit menginformasikan, bahwa anak itu meninggal dunia. Mendengar kabar itu, Usup sempat mencoba menghubungi kepala desa maupun dengan sekretaris desa. Namun, Usup menyebut hingga saat ini masih kesulitan untuk menghubunginya.
“Waktu di rumah sakit, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) minta menghubungi Sekdes ataupun Kades untuk bertanya, apakah betul anak tersebut merupakan warganya. Kami mempertanyakan ada warga yang sedang di rawat di rumah sakit tetapi kok Sekdes maupun Kadesnya tidak mengetahui,” sebutnya.
Terpisah, Sekretaris Desa Banyuresmi, Riski Abdilah Akbar membenarkan hal itu. Ia mengaku saat ini di wilayahnya terdapat sekitar 5 orang pasien penderita gizi buruk.
“Tetapi ini sudah terjadi, nanti akan kita santuni, memang belum kita santuni karena menunggu perintah dari atasan (Kades),” kata Riski.
Berita Terkait
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
Bukan Cuma IM57+ Institute, KPK Turut Dampingi Penyidik yang Digugat Rp2,5 Miliar
-
Eks Anggota Bawaslu Penyuap Gugat Penyidik KPK, Ada Apa? Ini Kata KPK
-
KPK Yakin Hakim PN Bogor Tolak Gugatan Perdata Agustiani Tio terhadap Penyidik Rossa
-
Penyidik KPK Digugat Rp 2,5 Miliar oleh Mantan Terpidana Kasus Harun Masiku
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
Terkini
-
Warung Makan Bu Sum di Beringharjo Makin Laris Berkat BRI
-
Transformasi Digital: KB Bank Segera Beralih ke Sistem NGBS
-
Tragedi di RSHS, Dokter Residensi Rudapaksa Keluarga Pasien! Ini Fakta yang Diungkap Polisi
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Sukses Bawa Parfum Produksi Sidoarjo Go Global: Korea, Amerika, dan Nigeria
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas