Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 11 Mei 2022 | 18:53 WIB
ILUSTRASI - Sebuah objek wisata di Pangalengan, Kabupaten Bandung. [Instagram @ariefnhidayat]

SuaraJabar.id - Rencana pembangunan jalan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan kembali mendapat sorotan dari petani. Mereka menilai rencana pembangunan jalan tol itu bakal merugikan mereka.

Ketua Departemen Litbang Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Bandung Andri Ramdhani, mengatakan akan terjadi perubahan kawasan pertanian menjadi bangunan jika rencana pembangunan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan direalisasikan.

"Dari sisi pariwisata mungkin akan tumbuh, tapi dari sisi pertanian justru akan rugi. Lahan pertanian akan semakin berkurang," ujar Andri, Rabu (11/5/2022).

Bukan hal tidak mungkin, pembangunan jalan tol tersebut akan melibas lahan pertanian produktif di kawasan tersebut, sehingga dengan sendirinya lahan pertanian akan semakin berkurang.

Baca Juga: Ramai Tagar #PercumaLaporPolisi, Diduga Terkait Pembunuhan Janda Muda di Bandung Barat

Di samping itu, akan tumbuh juga pembangunan destinasi wisata dan pendukungnya seperti hotel dan restoran yang kemungkinan besar menggunakan lahan pertanian.

Padahal, pertanian saat ini menjadi salah satu unggulan Kabupaten Bandung. Sehingga dengan keberadaan jalan tol justru akan semakin melemahkan produksi dan luas lahan pertanian.

Bahkan lanjut Andri, keberadaan jalan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan juga tidak akan dirasakan manfaatnya oleh para petani di kawasan tersebut.

"Jalan eksisting sekarang sudah cukup memadai untuk jalur distribusi hasil pertanian," katanya.

Malahan keberadaan jalan tol juga akan membuat ekonomi kerakyatan mati. Sementara harga tanah di exit tol dipastikan akan tinggi yang berpotensi dijual oleh petani kepada pihak lain dibanding digarap.

Baca Juga: 6 Aksi Bos Jalan Tol Jusuf Hamka yang Viral, Gemar Bersedekah hingga Isi Dompet Bikin Syok

Load More