Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Minggu, 03 Juli 2022 | 11:55 WIB
Juana (40), petani asal Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Memperlihatkan Karyanya yang Berbahan Rongsokan Besi (Suara.com/Ferry Bangkit)

SuaraJabar.id - Barang rongsokan besi biasanya berakhir di tempat sampah, atau dijual dengan harga rendah. Namun ditangan orang kreatif, rongsokan bekas kendaraan bisa menjadi karya yang berharga tinggi.

Seperti yang dilakukan Juana (40), petani asal Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Berkat sentuhan tangan kreatifnya, ia mampu menyulap barang-barang bekas menjadi karya yang menghasilkan cuan lebih.

Sebut saja rongsokan besi seperti cakram sepeda motor, paku, onderdil kendaraan, kawat dan lain-lainnya dikreasikan menjadi sebuah replika hewan di antaranya burung hantu, serigala, anjing, laba-laba hingga burung elang.

Juana (40), petani asal Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Memperlihatkan Karyanya yang Berbahan Rongsokan Besi (Suara.com/Ferry Bangkit)

Kisa Juana menyulap rongsokan besi kendaraan dimulai tiga tahun lalu. Awalnya ia hanya iseng
membuat replika hewan pada tiga tahun lalu. Kegiatan ini dilakukan saat waktu senggang agar tidak mengganggu aktivitas bertani.

Baca Juga: Sempat Diteror, 7 Fakta Juragan Rongsokan Tewas Ditembak di Sidoarjo

"Dari situ saya mulai coba mengumpulkan rongsokan yang sudah tidak terpakai. Daripada dibuang mending dibuat semacam hiasan hewan berbahan besi," tutur Juana kepada Suara.com, belum lama ini.

Untuk menyelesaikan satu kerajinan berbahan besi tergantung tingkat kerumitannya. Misalnya, untuk membuat replika burung elang dibutuhkan waktu sekitar dua bulan lantaran bahan-bahannya cukup sulit diperoleh.

Namun dibalik rumit dan kesulitannya, karya Juana ternyata menyita perhatian masyarakat, banyak karya produknya dijual ke sekitar wilayah Bandung hingga ke pulau Bali. Tak sedikit pula yang kini dipajang di bengkel sederhana miliknya.

"Awal-awalnya banyak teman yang mengirim rongsokan, tapi setelah banyak menerima pesanan, ternyata ada bahan besi yang harus saya beli," ujar Juana.

Dari hobi menciptakan replika binatang yang terlihat sangat nyata, Juana mengaku pernah menerima upah hingga belasan juta rupiah dari seseorang kolektor burung di Bandung.

Baca Juga: Ibu Pemulung Bawa Anaknya Masih Kecil Saat Cari Rongsokan, Tidur di Atas Karung yang Dipanggulnya

Menurut dia, pembuatan replika dari besi membutuhkan ketelatenan prima, apalagi orang yang menekuni kerajinan berbahan limbah ini masih jarang sebab prosesnya membutuhkan ketelitian dan keuletan.

Harga yang dibandrol untuk produk kerajinan besi berkisar dari harga Rp200 ribu hingga belasan juta tergantung tingkat kerumitan pembuatan. Produk kerajinan ini dijual secara daring di media sosial.

"Pemasaran paling hanya dipajang di Facebook, kalau ada yang minat baru dijual, selain itu dipasarkan juga di grup WhatsApp," ungkapnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More