Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo | Sekar Anindyah Lamase
Rabu, 03 Agustus 2022 | 18:30 WIB
Mantan Menteri kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (Instagram/@susipudjiastuti115)

SuaraJabar.id - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti angkat suata soal kenaikan harga tiket masuk Taman Nasional Komodo yang naik melejit menjadi Rp3,75 juta mulai 1 Agustus 2022.

Hal itu diungkapkannya melalui akun Twitter miliknya @susipudjiastuti pada Rabu (03/08/2022).

Melalui cuitannya itu, Susi mengutip cuitan akun Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan mengungkapkan kekecewaannya soal kebijakan kenaikan tiket masuk ke Pulau Komodo dan Pulau Padar yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo.

Susi tak segan menyebut dan menilai bahwa keputusan Sandiaga Uno kali ini adalah hal yang tidak masuk akal.

Baca Juga: Minta Pemerintah Batalkan Kenaikan Tarif Mahal TN Komodo, Walhi NTT: Perbaiki Komunikasi, Jangan Represif Bungkam Kritik

Bahkan, kebijakan kenaikan tarif itu disebut merugikan masyarakat sekitar lokasi pariwisata.

"dear Pak Sandi, why again such ignorance decision taking place again ?? why the basic common sense on Pricing over people livelyhood never get recognition ?? why ?? Borobudur Rp 750.000 was alot of money .. and this Rp 3.750.000 ?? why ? why ? why ?" tulis @susipudjiastuti dikutip SuaraJabar.id, Rabu (03/08/2022).

Susi pun ikut menyinggung permasalahan naiknya harga tiket Candi Borobudur lalu yang melejit juga hingga Rp750 ribu.

Kini, Rp3,75 juta itu dianggapnya lebih parah dan tak masuk akal.

Cuitan itu pun mencuri atensi publik hingga menuai beragam tanggapan di kolom komentar.

Baca Juga: Alasan Pemerintah Naikkan Tiket Pulau Komodo, Benarkah demi Konservasi Lingkungan?

Kebanyakan publik setuju dan juga satu suara dengan pernyataan Susi yang mencolek Sandiaga Uno tersebut.

Sebagai informasi, tiket masuk ke kawasan Taman Nasional Komodo sebelumnya merogoh kocek seharga Rp150 ribu.

Alasan Pemerintah Naikkan Tiket Pulau Komodo, Benarkah demi Konservasi Lingkungan?

Melansir Suara.com, Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan mengenai alasan kenaikan tersebut diberlakukan demi aspek konservasi lingkungan di Pulau Komodo dan Pulau Padar. Menurutnya, faktor ekonomi tidak berarti jika konservasi lingkungan lantas tidak diperhatikan.

Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Sony Zet Libing dalam siaran pers menyebut, biaya tiket seharga jutaan tersebut digunakan untuk biaya konservasi, pemberdayaan lokal, biaya peningkatan kemampuan, monitoring dan pengamanan hingga pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia para wisatawan.

Selain itu, wisatawan juga akan dijemput di bandara dan mendapatkan oleh-oleh. Mereka juga dibebaskan untuk menyelam, mengambil foto dan video hingga melakukan perjalanan ke Pulau Padar.

Pemerintah juga menyampaikan bahwa penentuan tarif baru ini bukan perkara semena-mena. Kajian yang dilakukan oleh beberapa akademisi ini menyebutkan ada dua faktor penting yang menjadi alasan tiket ke TN Pulau Komodo harus naik.

Pertama dengan pertimbangan kapasitas, pemerintah akan membatasi kunjungan di dua pulau yakni Pulau Komodo dan Pulau Padar. Kunjungan yang terlalu banyak seperti bulan-bulan sebelumnya bakal mempengaruhi penurunan ekosistem dan kehidupan komodo.

Di samping itu, kenaikan tarif juga berkaitan dengan pemantauan aktivitas masyarakat setempat. Seperti diketahui bahwa TN Pulau Komodo selama ini menjadi tempat penangkapan ikan ilegal maupun pembuangan sampah. Untuk itu, meskipun menimbulkan pro dan kontra kenaikan tarif tetap harus dilakukan.

Load More