SuaraJabar.id - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti angkat suata soal kenaikan harga tiket masuk Taman Nasional Komodo yang naik melejit menjadi Rp3,75 juta mulai 1 Agustus 2022.
Hal itu diungkapkannya melalui akun Twitter miliknya @susipudjiastuti pada Rabu (03/08/2022).
Melalui cuitannya itu, Susi mengutip cuitan akun Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan mengungkapkan kekecewaannya soal kebijakan kenaikan tiket masuk ke Pulau Komodo dan Pulau Padar yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo.
Susi tak segan menyebut dan menilai bahwa keputusan Sandiaga Uno kali ini adalah hal yang tidak masuk akal.
Bahkan, kebijakan kenaikan tarif itu disebut merugikan masyarakat sekitar lokasi pariwisata.
"dear Pak Sandi, why again such ignorance decision taking place again ?? why the basic common sense on Pricing over people livelyhood never get recognition ?? why ?? Borobudur Rp 750.000 was alot of money .. and this Rp 3.750.000 ?? why ? why ? why ?" tulis @susipudjiastuti dikutip SuaraJabar.id, Rabu (03/08/2022).
Susi pun ikut menyinggung permasalahan naiknya harga tiket Candi Borobudur lalu yang melejit juga hingga Rp750 ribu.
Kini, Rp3,75 juta itu dianggapnya lebih parah dan tak masuk akal.
Cuitan itu pun mencuri atensi publik hingga menuai beragam tanggapan di kolom komentar.
Kebanyakan publik setuju dan juga satu suara dengan pernyataan Susi yang mencolek Sandiaga Uno tersebut.
Sebagai informasi, tiket masuk ke kawasan Taman Nasional Komodo sebelumnya merogoh kocek seharga Rp150 ribu.
Alasan Pemerintah Naikkan Tiket Pulau Komodo, Benarkah demi Konservasi Lingkungan?
Melansir Suara.com, Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan mengenai alasan kenaikan tersebut diberlakukan demi aspek konservasi lingkungan di Pulau Komodo dan Pulau Padar. Menurutnya, faktor ekonomi tidak berarti jika konservasi lingkungan lantas tidak diperhatikan.
Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Sony Zet Libing dalam siaran pers menyebut, biaya tiket seharga jutaan tersebut digunakan untuk biaya konservasi, pemberdayaan lokal, biaya peningkatan kemampuan, monitoring dan pengamanan hingga pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia para wisatawan.
Selain itu, wisatawan juga akan dijemput di bandara dan mendapatkan oleh-oleh. Mereka juga dibebaskan untuk menyelam, mengambil foto dan video hingga melakukan perjalanan ke Pulau Padar.
Berita Terkait
-
Minta Pemerintah Batalkan Kenaikan Tarif Mahal TN Komodo, Walhi NTT: Perbaiki Komunikasi, Jangan Represif Bungkam Kritik
-
Alasan Pemerintah Naikkan Tiket Pulau Komodo, Benarkah demi Konservasi Lingkungan?
-
Media Asing Soroti Pemogokan Pekerja Wisata Akibat Naiknya Harga Tiket Pulau Komodo
-
Layanan Mulai Normal, Agen Perjalanan Wisata Kembali Penuhi Bandara Komodo Labuan Bajo
-
Wajar Ada Protes Kenaikan Tarif Rp3,75 Juta, Warga Khawatir Kunjungan Wisata Berkurang hingga Alasan Monopoli TN Komodo
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Mpok Alpa Siapanya Raffi Ahmad? Selalu Dibela Sampai Akhir Hayat
- Innalillahi, Komedian Mpok Alpa Meninggal Dunia
- Dulu Dihujat karena Biaya Persalinan Dibantu Raffi Ahmad, Rupanya Mpok Alpa Punya Cerita Memilukan
- Kapan Kenaikan Gaji PNS 2025? Ini Skema, Jadwal, dan Fakta Resminya
Pilihan
-
Debut Brutal Joan Garcia: Kiper Baru Barcelona Langsung Berdarah-darah Lawan Mallorca
-
Debit Manis Shayne Pattynama, Buriram United Menang di Kandang Lamphun Warrior
-
PSIM Yogyakarta Nyaris Kalah, Jean-Paul van Gastel Ungkap Boroknya
-
Cerita Awal Alexander Isak, Zlatan Baru yang Terasingkan di Newcastle United
-
Di Balik Gemerlap Kemerdekaan: Veteran Ini Ungkap Realita Pahit Kehidupan Pejuang yang Terlupakan
Terkini
-
Dua "Dosa Besar" Pemerintah yang Diungkap Dedi Mulyadi di HUT RI
-
Warga Cirebon Akan Demo Kenaikan Pajak PBB ? Ini Himbauan Kapolres
-
4 Fakta Penahanan Guru Ngaji yang Cabuli 9 Gadis di Puncak
-
Topeng Pengobatan Alternatif, Terungkap Modus Guru Ngaji Diduga Cabuli 9 Santriwati Sejak 2015
-
APBD Jabar Disahkan Pincang! 5 Fakta di Balik Aksi Boikot PDIP Gara-gara Dana Pesantren