SuaraJabar.id - Kondisi miris dialami SMP PGRI 6 Bandung. Sekolah ini terpaksa menumpang di bangunan SDN 205 Neglasari. Para murid SMP PGRI 6 Bandung terpaksa belajar di ruang bekas perpustakaan dan musala.
Dengan total 32 siswa dari 3 rombongan belajar yang ada di SMP PGRI 6 Kota Bandung, puluhan siswa tersebut terpaksa harus belajar ditengah sempitnya kelas yang ada.
Para pelajar dari rombongan sekolah ini harus berbagi ruangan 13x11 meter persegi yang dibagi menjadi 3 ruangan.
Dua ruang yang tadinya bekas perpustakaan dan musala tersebut disulap supaya menjadi 3 kelas.
Baca Juga: Viral Anak SMP yang Jadi Wali Nikah Kakaknya, Warganet Haru Sekaligus Bangga
Satu ruangan berukuran sekitar 6X5 meter untuk kelas 7; kemudian ruangan berukuran 3X5 untuk kelas 8; dan terakhir ruangan 2X3 meter untuk kelas 9 dengan kondisi akses jalan yang harus melewati ruang kelas lain sebelum memasuki ruang kelas yang dituju.
Menurut Kepala Sekolah SMP 6 PGRI Kota Bandung Winahti Cahyoni mengungkapkan kondisi itu sudah terjadi sejak sistem pembelajaran full day school diterapkan.
"Dikarenakan SD sekarang sudah full day, dan mereka pulangnya sampe jam 3 sore, kami mengambil solusi merubah perpustakaan jadi ruang kelas. Yang penting pembelajaran harus tetap terlaksana," ungkapnya mengutip dari AyoBandung--jaringan Suara.com
Menurut Winahti Cahyoni, pihaknya tidak punya pilihan lain selain memanfaatkan ruangan yang ada.
"Dulu sebelum pembelajaran full day, kita masih bisa gantian belajarnya di kelas yang SD. Jadi kalau pagi dipake SD, kita masuknya siang jam 12. Jadi kami harus menunggu SD pulang dulu baru anak-anak bisa belajar secara gantian,"
Baca Juga: Haru! Momen Anak SMP Jadi Wali di Pernikahan Kakaknya, Warganet: Pundaknya Kuat
"Kalau masalah nyaman, tentu tidak nyaman. Tapi saya berusaha menyamankan anak-anak dengan cara kita, kasarnya membujuk anak-anak. Termasuk pendekatan ke keluarganya supaya bisa memaklumi keadaan SMP PGRI 6 Kota Bandung," tambahnya.
Ia mengatakan kondisi ini sebetulnya sudah sering dilaporkan ke pihak Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) PGRI sebagai yayasan induk sekolahnya, termasuk ke Dinas Pendidikan Kota Bandung. Namun selama ini, belum ada tindakan untuk solusi dari masalah tersebut.
Berita Terkait
-
Jadwal SIM Keliling Bandung November 2024: Dago Plaza & ITC Kebon Kelapa
-
Ditanya Dharma soal Teras Cihampelas yang Sekarang Sepi, RK Salahkan Penerusnya
-
Ancaman Bom di Wisuda Unpar Bandung, 100 Polisi Berjaga Ketat!
-
Kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 Diduga Akibat Rem Truk Blong, Polisi Lagi Data Jumlah Korban
-
Lucky Hakim Sebut Indramayu Daerah Termiskin & Bupatinya Terkaya di Jabar, Cek Faktanya
Terpopuler
- Mees Hilgers: Saya Hampir Tak Melihat Apa Pun Lagi di Sana
- Coach Justin Semprot Shin Tae-yong: Lu Suruh Thom Haye...
- Jurgen Klopp Tiba di Indonesia, Shin Tae-yong Out Jadi Kenyataan?
- Saran Pelatih Belanda Bisa Ditiru STY Soal Pencoretan Eliano Reijnders: Jangan Dengarkan...
- Elkan Baggott Disuruh Kembali H-1 Timnas Indonesia vs Arab Saudi: STY Diganti, Lu Bakal Dipanggil
Pilihan
-
Emas Antam Terus Meroket, Hari Ini Seharga Rp1.498.000/Gram
-
Wakil Kepala Danantara Masih Rangkap Jabatan Dirut BUMN, Emang Boleh?
-
Media Arab: Gol Pertama Marselino Ferdinan Tidak Sah!
-
Hyundai All New Santa Fe Langsung Jadi Juara SUV Hybrid, Honda CR-V Minggir Dulu
-
Begini Tampang Sedih Pemain Arab Saudi usai Dipecundangi Timnas Indonesia
Terkini
-
Local Media Community 2024 Roadshow Class Tasikmalaya: Media Lokal Perlu Diversifikasi Sumber Pendapatan
-
4 Santri Tewas Tertimbun Tanah Longsor di Sukabumi, BPBD Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Tersedia 100 Ribu Hadiah Termasuk BMW 520i M Sport di BRImo FSTVL, Ini Cara Memenangkannya!
-
Lewat Tanya Sabrina, Kamu Bisa Cari Rekomendasi Merchant Hiburan saat Weekend
-
Pj Gubernur Jabar: 29 Orang Jadi Korban Kecelakaan Tol Cipularang