Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 07 September 2022 | 11:12 WIB
Sebagai ilustrasi: Sopir angkot tak bermasker saat PSBB Bogor, Senin (4/5/2020). (Suara.com/Bagaskara Isdiansyah)

SuaraJabar.id - Sejumlah siswa di Tasikmalaya terpaksa jalan kaki untuk bisa sampai ke sekolah. Hal ini lantaran angkutan umum jurusan Salawu-Singaparna mogok operasi.

Aksi mogok angkot jurusan Salawu-Singaparna ini sebagai bentuk protes karena kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Sejumlah siswa yang akan pergi ke pasar Singaparna terlantar. Banyak anak sekolah yang akhirnya terlambat datang ke sekolah karena berjalan kaki atau terpaksa tidak pergi ke sekolah.

Menurut seorang guru SMP di Salawu, dirinya menyesalkan aksi mogok tersebut karena terasa tiba-tiba. Akibatnya banyak anak-anak yag terlambat masuk sekolah. Bahkan ada yang tidak masuk sama sekali.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Polres Sukoharjo Bagikan Paket Sembako kepada Pengemudi Ojek Daring

“Bahkan ketika pulang para siswa banyak yang terpaksa harus jalan kaki, begitu juga gurunya. Karena memang siswa yang ada di sekolah kami ini hampir 45 persen setiap harinya menggunakan angkutan umum,” ungkapnya mengutip dari Kapol.id--jaringan Suara.com

Aksi mogok beroperasi ini juga dirasakan oleh masyarakat umum di Salawu, Tasikmalaya.

“Kami memohon kepada para sopir untuk bisa jalan kembali. Karena kalau terus terusan begini, jadi merugikan semua pihak,” kata Wati, warga Langkob Desa Tanjungsari.

Wati pun terpaksa tak bisa berangakat ke pasar Singaparna. Karena tidak ada angkutan umum. Jika masalahnya adalah kenaikan BBM, maka kata Wati ongkos pun harus naik. Masyarakat tentu tidak akan mempermasalahkannya.

“Ya kita juga sudah paham, jika BBM naik ongkos pun pasti naik juga. Kami kira tidak ada masalah, karena antara penumpang dan sopir juga akan saling mengerti,” tambahnya.

Baca Juga: Dicari Massa Buruh Tolak BBM Naik Tapi Puan Maharani Asyik Rayakan Ulang Tahun, Netizen: Miris

Load More