Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 15 Oktober 2022 | 18:51 WIB
Tiga hari terakhir, Curug Cimarinjung di Geopark Ciletuh Kabupaten Sukabumi Jawa Barat jadi berlumpur. [Ragil/Sukabumiupdate.com]

SuaraJabar.id - Curug Cimarinjung di Geopark Ciletuh Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dikenal sebagai salah destinasi wisata favorit. Air terjun setinggi nyaris 100 meter itu dinilai memiliki panorama yang eksotis.

Namun saat ini banyak wisatawan yang kecewa lantaran air terjun itu menjadi keruh karena berlumpur dan bau. Kondisi itu setidaknya sudah terjadi sejak tiga hari terakhir.

Air terjun yang terletak di di Kampung Ciporeang, Desa Ciemas itu memiliki hulu sungai di Gunung Hanjuang Kiaradua, Kecamatan Simpenan, dan beberapa sungai lainnya.

Mulai dari Sungai Cihaur Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Sungai Ganitri Desa Ciemas, Sungai Cicurug Sungai Cigembong, Sungai Cibatu Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga: Ridwan Kamil Pastikan Kota Bandung Tetap Jadi Ibu Kota Jawa Barat

Sejak tiga hari terakhir, air curug cimarinjung keruh, berlumpur dan berbau. Bukan karena hujan, karena hari ini, Sabtu 15 Oktober 2022, sejak pagi kawasan pajampangan cerah.

"Sudah tiga hari, kondisi air Curug Cimarinjung keruh, berwarna kuning," kata Balawista Kepala Pos Pelayanan dan Pengawasan Curug Cimarinjung, Rahmat Gozali, Sabtu (15/10/2022).

Air bercampur lumpur, lanjut Rahmat, padahal saat ini tidak turun hujan. Catatan tahun kebelakang, kendati hujan besar kondisi air tidak keruh seperti saat ini.

"Hujan memang air keruh, namun satu hari jernih kembali. Ini sudah tiga hari air mengalir membawa lumpur," paparnya.

Ia menduga ada aktivitas penambangan atau hal lainnya di sepanjang aliran atau kawasan hulu yang membuat air berlumpur.

Baca Juga: Simulasi Penyelamatan Gedung Tutup Rangkaian 10 Hari Latihan Bersama TNI AD-Singapura Army

"Air keruh akibat hujan dan aktivitas pertambangan bisa dibedakan. Keruh air hujan tetap ada warna putihnya, ini kan warnanya kuning pekat, lumpurnya juga hingga ke pesawahan milik warga," ungkapnya.

Rahmat mengakui banyak wisatawan yang mempertanyakan kondisi tersebut. Mereka tidak bisa menikmati keindahan air Curug Cimarinjung.

"Wisatawan asing, mereka dari negara Belanda, Pakistan, Amerika Serilat, Singapura, Korea, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Jepang," ujarnya.

Load More