SuaraJabar.id - Seorang mahasiswi yang kuliah di sebuah universitas di Tasikmalaya dilaporkan ke polisi oleh sejumlah emak-emak yang mengaku sebagai korban arisan bodong mahasiswi tersebut.
Puluhan emak-emak melaporkan mahasiswi tersebut ke Markas Polres Tasikmalaya pada Sabtu (15/10/2022). Ada sekitar 30 orang yang mengaku sebagai korban arisan bodong pada kesempatan itu.
Para Emak-emak itu tak datang dengan tangan kosong. Mereka membawa beberapa bukti. Seperti bukti transfer serta chat atau pesan grup WhatsApp arisan. Selain itu, mereka juga menunjukkan bukti nama-nama korban yang sudah tercatat.
Virda Apriyani, salah satu korban yang kena tipu arisan bodong mengatakan, ia datang ke Polres Tasikmalaya untuk melaporkan salah seorang owner arisan bodong.
“Saya dengan ibu-ibu dan juga ada bapak-bapak, mau laporin owner arisan bodong,” katanya di halaman Mako Polres Tasikmalaya, Sabtu (15/10/2022).
Ia menuturkan bahwa korbannya sebanyak 230 orang. Sementara untuk total kerugian kisaran Rp 2 sampai 4 miliar.
Sedangkan dari total kerugian tersebut, masing-masing korban mengalami kerugian Rp 700 ribu. Bahkan menurutnya, paling besar kerugiannya bisa sampai Rp 200 juta rupiah per orang.
Virda mengakui bahwa korban yang kena tipu arisan bodong ini tidak mengenal pelaku. Jadi menurutnya, ia bersama yang lainnya hanya kenal owner melalui temannya.
“Iya jadi awalnya, uang kami bisa dikembalikan dengan keuntungan yang sesuai. Namun dari Juni 2022, pelaku menghilang dan tidak lagi mengembalikan uang kami,” tuturnya.
Merasa tertipu, maka para korban pun langsung melaporkan pemilik arisan bodong online ke polisi.
Ia mengetahui bahwa pelaku masih berstatus sebagai mahasiswi salah satu universitas di Kota Tasikmalaya.
Sementara untuk modus, pelaku membuat arisan dengan bentuk online, mulai dari sistem lelang, duos, menurun dan juga arisan biasa.
Selain menjanjikan keuntungan, korban yang kena tipu arisan bodong ini juga mendapat iming-iming ragam hadiah untuk menarik minat.
“Kalau arisan duos itu uangnya Rp 2 juta, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 400 hingga 600 ribu rupiah,” terangnya.
“Tapi ternyata dalam grup itu, hanya ada korban seorang dengan pelaku. Jadi korban yang meminjam uang dari korban lain adalah pelaku. Namun pelaku menggunakan identitas dan nomor yang berbeda,” imbuhnya.
Tag
Berita Terkait
-
Drama Penyekapan di Tasikmalaya: Gadis 15 Tahun Disekap 4 Pria, Dipaksa Tenggak Miras
-
3 Rekomendasi Mobil Listrik Seharga Motor Buat Mahasiswi Girly, Desain Imut dan Praktis!
-
Persib Bandung Buka Store di Tasikmalaya, Bobotoh Antusias
-
5 Fakta Mahasiswi Universitas Unpak Bogor: Surat Pilu Ditemukan, 'Maaf Ayah, Ibu, Mental Ira Hancur'
-
"Ira Cape, Ira Nyerah," Isi Surat Mahasiswi Unpak yang Jatuh dari Lantai 3 Gegerkan Bogor
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
BRI Perkuat Pembangunan Infrastruktur Nasional Lewat Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Rencana Dedi Mulyadi Ganti Konsultan Pengawas dengan Mahasiswa Tuai Kecaman Keras
-
Mitra MBG Disentil Keras, Diwajibkan Sumbang 30 Persen Laba untuk Sekolah
-
Minggir Dulu Lembang! Ini 4 Surga Wisata Alam Kabupaten Bandung Selatan untuk Healing Akhir Tahun
-
AgenBRILink Permudah Akses Layanan Perbankan bagi Masyarakat di Perbatasan