Sejak itu ekosistem di bawah laut sangat terganggu dengan adanya PLTU 1 Indramayu, hasil tangkapan para nelayan juga merosot dan banyak dari mereka memutuskan untuk tidak kembali ke laut.
Sebelum PLTU itu berdiri, Aji mengaku sekali melaut dapat rata-rata lima kilogram sehari. Saat ini, satu kilogram pun sangat sulit.
"Ya memang berbeda, dulu sebelumnya ada PLTU masyarakat nelayan cari ikannya sangat mudah,Ya penghasilnya cukup untuk menafkahi keluarga Dan sekarang sejak adanya PLTU 1 nih ya berubah pendapatannya, menurun," ucapnya.
Ikan bawal putih dengan ukuran 5 ons yang biasanya mudah ditemui, sekarang menjadi sangat sulit untuk di tangkap pasalnya harga ikan tersebut terbilang mahal bisa di hargai 300.000/kilogram.
Baca Juga: Kemenangan Rakyat Cirebon Makin Kuat, ESDM Didesak Cabut Izin Lingkungan PLTU Tanjung Jati A
Aktivitas menangkap ikan warga Desa Ujung Gebang sebelum kehadiran PLTU 1 dilihat dari dua musim, musim barat dan timur.
"Di bulan akhir 12, 1, 2, dan 3 musim barat, minggir lagi ini nangkap ikan dan udangnya tidak jauh 3 akhir,4, dan 5, ke tengah lagi,"
Sedangkan di musim timur menangkap ikan secara tidak jauh ada dibulan Juni, Juli, Agustus, September selanjutnya Oktober, November, Desember nelayan kembali mejauh dari bibir pantai.
"Bisanya kalau musim timur, udang minggir, panen lah ya. Menangkap ikannya di bibir pantai, takeran ikan dan udang terdorong ombak, itu dapat di bulan 6,7,8,9.Dibulan 10, 11, 12 adanya di tengah karena tenang posisinya," sambung Aji.
Akibat kehadiran PLTU 1 Indramayu, Aji kadang enggan untuk melaut. Ia mengaku akan merugi jika modal bahan bakar tak sebanding dengan hasil tangkapan. Ia pun kadang alih profesi menjadi petani atau buruh harian lepas demi menyambung hidup.
Baca Juga: Rentetan Kiamat Warga Indramayu Pasca Tembok Beton PLTU Berdiri
"Ya kerja di pertanian, kadang di bangunan apa saja, ada juga masyarakat sini yang ikut kapal besar cari ikan sampai Papua," keluh Aji.
Berita Terkait
-
Kang Dedi Mulyadi Contek Gaya Prabowo, Sapa Warga Cianjur dari Atas Kap Mobil
-
Dedi Mulyadi Tegur Langsung Jeje Govinda Perkara Bawa Anak ke Kantor Dinas di Jam Kerja
-
Dulu Hitam Kini Putih: Transformasi Pakaian Dedi Mulyadi dan Makna di Baliknya
-
Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Jawa Barat 2025, Cek Info Bebas Denda dan Caranya
-
7 Fakta Pemutihan Pajak Kendaraan Jawa Barat 2025, Jangan Sampai Terlewat
Tag
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Warung Makan Bu Sum di Beringharjo Makin Laris Berkat BRI
-
Transformasi Digital: KB Bank Segera Beralih ke Sistem NGBS
-
Tragedi di RSHS, Dokter Residensi Rudapaksa Keluarga Pasien! Ini Fakta yang Diungkap Polisi
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Sukses Bawa Parfum Produksi Sidoarjo Go Global: Korea, Amerika, dan Nigeria
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas