SuaraJabar.id - Satgas Pangan Polres Cimahi turun tangan langsung menelusuri penyebab tingginya harga sejumlah komoditas pangan. Penelusuran akan dilakukan hingga tingkat bandar.
Hal itu ditegaskan Ketua Satgas Pangan Polres Cimahi AKP Luthfi Olot Gigantara saat memantau langsung di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi pada Selasa (23/5/2023). Dia mengatakan sudah mengantongi nama-nama bandar yang nantinya akan dilakukan pengecekan.
"Kami sudah memperoleh beberapa nama agen ayam dan telur yang mana nanti akan kami telusuri informasi tersebut," kata Luthfi.
Dia mengatakan, hasil pemantauan langsung tim kali ini kenailan daging ayam dan telurnya di pasar tradisional di Kota Cimahi cukup tinggi. Daging ayam harganya mencapai 38-40 ribu per kilogram, sedangkan telur ayam 32 ribu per kilogram.
Luthfi mengatakan, penelusuran juga dilakukan untuk mencegah adanya penimbunan bahan pangan. Satgas Pangan juga akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait.
"Kalau harga normalnya kan jauh dibawah itu. Jadi nanti kami lakukan penyelidikan apakah betul harga-harga tersebut sudah naik di tingkat agen, stoknya apakah ditimbun atau ada permainan dari agen sampai konsumen terakhir," ujarnya.
Neni (42), salah seorang pedagang Pasar Atas Baru, Kota Cimahi mengaku tidak tahu secara detail perihal tingginya harga daging ayam belakangan ini. Namun menurut informasi, pakan yang tinggi dan faktor transportasi jadi salah satu penyebabnya.
"Katanya sih pakannya naik, kemudian pengiriman juga terhambat karena macet dan sebagainya," ujar Neni.
Meski harganya mahal, namun diakuinya tidak terlalu berdampak terhadap penjualan. Sebab, Neni sudah memiliki pelanggan tetap yang setiap harinya membeli daging ayam darinya. Rata-rata ia bisa menjual hingga 1 kwintal daginh ayam.
Baca Juga: Jerit Emak-emak di Cimahi karena Harga Daging dan Sayuran Meroket
"Penjualan sama aja, yang agak turun paling ke konsumen harian yang datang ke sini. Selain harga tinggi, kan sekarang pembeli lebih banyak belanja di pedagang yang di pinggir jalan," ungkapnya.
Bukan hanya dagingnya yang mahal, telur ayamnya juga terpantau masih tinggi. Pedagang masih menjualnya rata-rata Rp 32 ribu per kilogram, padahal normalnya sekitar Rp 27 ribu per kilogram.
"Iya memang harga telur ayam tinggi terus, normalnya mah kan Rp 27 ribu per kilogram. Katanya sih salah satunya gara-gara pakan mahal," ujar Linda Purnamasari (34), salah seorang pedagang.
Selain itu, ungkap dia, produksi di daerah penghasil telur informasinya berkurang sehingga berpengaruh terhadap pasokan ke Kota Cimahi. "Produksinya katanya berkurang sampai 30 persen. Saya juga biasa dapat 400 kilogeam sehari sekarang berkurang hanya 300 kilogram," terang Linda.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
Jerit Emak-emak di Cimahi karena Harga Daging dan Sayuran Meroket
-
DPR: Segera Temukan Solusi Nyata Atasi Kenaikan Harga Daging Ayam dan Telur
-
Resep Makanan Idul Adha: Simak Cara Membuat Nasi Briyani Daging Ayam, Dijamin Bombastis Rasanya
-
Harga Telur dan Daging Ayam di Ngawi Terus Naik Sejak Lebaran, Pedagang Curiga karena Banyak Hajatan
-
Cara Membuat Oseng Daging Ayam, Keluarga Bolak Balik Tambah Nasi, Olahan Dagingnya Sangat Terlalu
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Tertipu Rayuan Maut Orang Dalam, 10 Pencari Kerja di Bekasi Gigit Jari Uang Melayang
-
Beli Sembako Harus Pakai Perahu, Warga Eretan Wetan Menyerah pada Laut: Kami Mau Pindah
-
PKL Simpang Bara Bakal Digeser ke Situ Babakan, Solusi Jitu Urai Macet Kampus IPB?
-
BRI Bangun Ekosistem UMKM Inklusif dengan Pemberdayaan Difabel
-
Kinerja BRI 2025 Tumbuh, Segmen Bullion dan Emas Jadi Andalan Baru