Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Kamis, 20 Juli 2023 | 18:38 WIB
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika [SuaraSulsel.id/BMKG]

SuaraJabar.id - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teguh Rahayu mengungkap fenomena yang terjadi soal cuaca kota Bandung, Jawa Barat yang terasa lebih dingin padahal sedang memasuki musim kemarau.

Menurut wanita yang akrab disapa Ayu itu, kondisi cuaca dingin di kota Bandung yang dirasakan dalam beberapa hari terakhir merupakan fenomena umum terjadi ketika masa puncak kemarau pada Juli-Agustus.

"Pada tanggal 14-18 Juli, BMKG mencatat suhu Kota Bandung sempat mengalami kenaikan dari 19 derajat ke 20 derajat celsius. Namun pada tanggal 18 Juli memang terjadi penurunan suhu ke 17 derajat celsius," jelas Ayu seperti dikutip dari bandung.go.id

Data BMKG dijelaskan Ayu memperlihatkan suhu udara minimum mengalami perubahan signifikan pada Selasa, 18 Juli 2023 yakni mencapai 17 derajat celsius.

Baca Juga: Rome E-Prix 2023, Ban Hankook iON Race Tire Diuji di Bawah Cuaca Ekstrem Gelombang Panas

Padahal nilai suhu minimum normal pada bulan Juli adalah 18,2 derajat Celsius, dan pada Agustus nilainya 17,5 derajat Celsius.

Ia memaparkan, suhu dingin ekstrem memang cenderung berpeluang terjadi saat musim kemarau, terutama di malam hari.

Saat musim kemarau, pada siang hari, terik sinar matahari maksimal karena tidak ada tutupan awan. Akibatnya permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal.

Sedangkan di malam hari, bumi akan melepaskan energi karena tidak ada awan. Maka dari itu, di malam hari hingga dini hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan.

"Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal. Dampaknya adalah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam hingga dini hari," jelasnya.

Baca Juga: Jangan Khawatir, Ini 5 Tips Makeup Anti Luntur saat Cuaca Panas

Ayu menambahkan, penyebab lain suhu di kota Bandung terasa lebih dingin karena adanya musim dingin di wilayah Australia.

"Hal ini juga merupakan penyebab utama terjadinya musim kemarau di Indonesia. Angin Monsun Australia ini membawa suhu dingin yang berada di wilayah Australia ke wilayah Indonesia yang berada di wilayah BBS (Belahan Bumi Selatan),”

Ayu mengatakan bahwa fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung hingga Agustus 2023. Pada awal September akan berangsur menghangat kembali.

Load More