SuaraJabar.id - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teguh Rahayu mengungkap fenomena yang terjadi soal cuaca kota Bandung, Jawa Barat yang terasa lebih dingin padahal sedang memasuki musim kemarau.
Menurut wanita yang akrab disapa Ayu itu, kondisi cuaca dingin di kota Bandung yang dirasakan dalam beberapa hari terakhir merupakan fenomena umum terjadi ketika masa puncak kemarau pada Juli-Agustus.
"Pada tanggal 14-18 Juli, BMKG mencatat suhu Kota Bandung sempat mengalami kenaikan dari 19 derajat ke 20 derajat celsius. Namun pada tanggal 18 Juli memang terjadi penurunan suhu ke 17 derajat celsius," jelas Ayu seperti dikutip dari bandung.go.id
Data BMKG dijelaskan Ayu memperlihatkan suhu udara minimum mengalami perubahan signifikan pada Selasa, 18 Juli 2023 yakni mencapai 17 derajat celsius.
Padahal nilai suhu minimum normal pada bulan Juli adalah 18,2 derajat Celsius, dan pada Agustus nilainya 17,5 derajat Celsius.
Ia memaparkan, suhu dingin ekstrem memang cenderung berpeluang terjadi saat musim kemarau, terutama di malam hari.
Saat musim kemarau, pada siang hari, terik sinar matahari maksimal karena tidak ada tutupan awan. Akibatnya permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal.
Sedangkan di malam hari, bumi akan melepaskan energi karena tidak ada awan. Maka dari itu, di malam hari hingga dini hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan.
"Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal. Dampaknya adalah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam hingga dini hari," jelasnya.
Baca Juga: Rome E-Prix 2023, Ban Hankook iON Race Tire Diuji di Bawah Cuaca Ekstrem Gelombang Panas
Ayu menambahkan, penyebab lain suhu di kota Bandung terasa lebih dingin karena adanya musim dingin di wilayah Australia.
"Hal ini juga merupakan penyebab utama terjadinya musim kemarau di Indonesia. Angin Monsun Australia ini membawa suhu dingin yang berada di wilayah Australia ke wilayah Indonesia yang berada di wilayah BBS (Belahan Bumi Selatan),”
Ayu mengatakan bahwa fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung hingga Agustus 2023. Pada awal September akan berangsur menghangat kembali.
Berita Terkait
-
Daya Tarik The Highland Park Resort, Cocok Didatangi untuk Melepaskan Penat
-
BREAKING NEWS! Pembunuh Anak Kandung di Depok Divonis Mati
-
Yogyakarta Mulai Terasa Dingin, BMKG Beberkan Penyebabnya
-
Kapan Puncak El Nino 2023? BMKG Prediksi akan Terjadi Kekeringan dan Banjir
-
Gempa Tektonik Magnitudo 5,1 di Laut Banda Sulteng, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Vario! 5 Rekomendasi Motor Gagah Harganya Jauh Lebih Murah, Tenaganya Bikin Ketagihan
- Pemain Keturunan Rp52,14 Miliar Follow Timnas Indonesia: Saya Sudah Bicara dengan Pelatih Kepala
- Sedan Bekas Tahun Muda Mulai Rp 70 Juta, Ini 5 Pilihan Irit dan Nyaman untuk Harian
- Pemain Keturunan Palembang Salip Mauro Zijlstra Gabung Timnas Indonesia, Belum Punya Paspor RI
Pilihan
-
3 Kuliner Khas Riau yang Cocok Jadi Tren Kekinian, Bisa untuk Ide Bisnis!
-
Ole Romeny Jalani Operasi, Gelandang Arema FC Pilih Tutup Komentar di Instagram
-
Pengusaha Lokal Bisa Gigit Jari, Barang Impor AS Bakal Banjiri Pasar RI
-
BREAKING NEWS! Satoru Mochizuki Dikabarkan Dipecat dari Timnas Putri Indonesia
-
Tarif Trump 19 Persen Bikin Emiten Udang Kaesang Makin Merana
Terkini
-
Rekening Ludes Hitungan Menit, Ini 7 Cara Ampuh Tangkal Maling M-Banking via WhatsApp
-
Melalui Kolaborasi Program Air Bersih di Cibalong Tasikmalaya, Bank Mandiri Perkuat Komitmen ESG
-
Siswa SMA Tewas di Garut Akibat Perundungan? Ini Penjelasan Kementerian Pendidikan
-
Sejarah Gempa yang Mengguncang Kabupaten Bekasi
-
BRI Menuju One of The Most Profitable Bank in Southeast Asia: Launching BRILiaN Way