Akhirnya, Komite Hijaz mendorong tercapainya kesepakatan di antara para ulama untuk mendirikan Nahdlatul Ulama, dengan KH. Hasyim Asyari sebagai Rais Aam dan KH. Abdul Wahab Hasbullah sebagai Katib awal.
Pada kepengurusan PBNU periode pertama, KH. Abdul Chalim menjabat sebagai Katib Tsani (Sekretaris kedua). Selain itu, KH. Abdul Chalim juga menjadi pembina rohaniah dalam organisasi semi-militer Hizbullah.
Beliau adalah pendiri Hizbullah di wilayah Majalengka dan Cirebon, serta aktif sebagai pejuang Hizbullah di berbagai medan pertempuran, termasuk di Cirebon, Majalengka, dan Surabaya.
Berkat semangat dan dedikasinya, KH. Abdul Chalim dijuluki sebagai Muharrikul Afkar, yang artinya penggerak dan pembangkit semangat perjuangan.
Pencapaian lainnya meliputi gelar "Mushlikhu Dzatil Bain" yang menggambarkan perannya sebagai pendamai di antara ulama yang berselisih. Beliau juga pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).
KH. Abdul Chalim menghembuskan napas terakhirnya di Leuwimunding pada 12 Juni 1972. Untuk mengabadikan jasanya, namanya dipilih sebagai nama perguruan tinggi di Mojokerto, yaitu "Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto," yang saat ini sedang dalam proses menjadi Universitas Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto. (*).
Tag
Berita Terkait
-
7 Rekomendasi Film Indonesia Bertema Pahlawan, Ada Kartini hingga Gie
-
Sejarah Hari Pahlawan 10 November, Pertempuran 3 Pekan di Surabaya Cikal Bakalnya
-
Presiden Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional ke Enam Pejuang, Ini Daftarnya
-
Sejarah dan Asal Usul Pasukan Hizbullah yang Ikut Perangi Israel
-
Mengenal Abdurrahman Baswedan, Kakek Anies Baswedan yang Dulunya Pejuang Kemerdekaan: Cucunya Kini Jadi Capres
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Pengadilan Menangkan Konsumen, Perintahkan Dua Jam Tangan RM Senilai Rp 80 Miliar Diserahkan
-
BRI Peduli Hadirkan RVM di KOPLING 2025 untuk Edukasi dan Pengurangan Sampah Plastik
-
Kepala Sekolah di Bekasi 'Dipaksa' Belajar Mendalam: Nasib Pendidikan Jawa Barat Ditentukan
-
DJ Cantik Sukabumi Dilecehkan, Sempat Turunkan Volume dan Dipecat Sepihak
-
7 Fakta Mencengangkan Kasus Pengantin Pesanan WNI Asal Sukabumi