SuaraJabar.id - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menjamin bantuan logistik bagi warga korban bencana alam di sejumlah kecamatan di daerah itu tetap tersedia sampai awal tahun 2025, terutama bagi warga yang direlokasi dari kampung asal di Kecamatan Kadupandak.
Wakil Bupati Cianjur TB Mulyana Syachrudi di Cianjur, Jumat (27/12/2024), mengatakan saat ini pemerintah daerah menetapkan status transisi darurat selama enam bulan ke depan, meski sebagian besar warga masih mengungsi ke rumah saudara mereka saat malam hari dan ketika hujan deras.
"Laporan BPBD Cianjur sebagian kecil warga sudah kembali bekerja meski mereka masih tinggal di pengungsian atau rumah saudara yang dinilai aman dari pergeseran tanah sambil menunggu proses relokasi," katanya dilansir ANTARA.
Selama menunggu proses relokasi dan pencairan bantuan stimulan dari pusat pihaknya tetap akan menyalurkan bantuan logistik bagi ribuan warga yang mengungsi, termasuk mendirikan hunian darurat dan sementara atau memberikan bantuan uang sewa sesuai petunjuk BNPB.
Hingga saat ini petugas masih melakukan perbaikan data rumah yang rusak akibat bencana alam banjir, longsor dan pergeseran tanah yang terjadi di 18 kecamatan di Cianjur, namun data sementara tercatat sekitar 4.434 rumah rusak dan 4.045 jiwa mengungsi.
"Rincian rumah rusak berat yang sudah terdata untuk sementara sebanyak 766 unit, rumah rusak sedang 861 unit, dan rumah rusak ringan sebanyak 2.029 unit, kemungkinan datanya akan bertambah setelah dilakukan verifikasi ulang," katanya.
Sedangkan terkait rencana relokasi berdasarkan hasil penelitian Badan Geologi dan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana, tutur dia, meliputi dua kampung di dua desa di Kecamatan Kadupandak karena terletak di zona merah pergerakan tanah.
Kedua kampung tersebut adalah Cileungsir di Desa Wargasari dan Kampung Gunungwaru di Desa Sukaraja, di mana jumlah rumah yang direlokasi masih dalam pendataan ulang petugas gabungan.
"Hasil kajian PVMB dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam sebagian besar rumah di kedua kampung tersebut harus direlokasi, karena berada di zona merah yang rawan terjadi pergerakan tanah," katanya.
Baca Juga: Hujan Deras Picu Longsor di Dusun Cigorowek Pangandaran, Akses Jalan Tertutup
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Terbaik Liga 2: Saya Siap Gantikan Ole Romeny!
- Pemain Arsenal Mengaku Terbuka Bela Timnas Indonesia
- 3 Pemain Timnas Indonesia U-23 yang Perlu Diparkir saat Lawan Malaysia
- Pemain Keturunan Rp225 Miliar Tolak Gabung Timnas Indonesia, Publik: Keluarga Lo Bakal Dihujat
- 4 Sedan Bekas Murah di Bawah Rp 30 Juta: Perawatan Mudah, Cocok untuk Anak Muda
Pilihan
-
Pegawai Kemenkeu Berkurang Hampir 1.000 Orang, Sri Mulyani: Dampak Digitalisasi!
-
Bos Garuda Blak-blakan Soal Dana Pembelian 50 Pesawat Boeing, Erick Thohir Disebut Setuju
-
Menko Airlangga Kumpulkan Para Pengusaha Usai Tarif Trump 19 Persen
-
Emiten Tekstil Indonesia Berguguran, Asia Pacific Fibers (POLY) Tutup Permanen Pabrik Karawang!
-
Penyerang Keturunan Sudah Tiba dan Disambut Bek Timnas Indonesia, Tunggu Arahan Patrick Kluivert
Terkini
-
Tak Cuma Jual Beras, Ratusan Koperasi Merah Putih di Bogor Dilengkapi Klinik Kesehatan
-
Pesta Anak Dedi Mulyadi Berujung Maut, Polda Jabar Ambil Alih Kasus Periksa WO dan Satpol PP
-
4 Cara Membayar Listrik Bulanan Lewat Aplikasi
-
BRI Fasilitasi Pemberdayaan Koperasi Desa Merah Putih lewat AgenBRILink
-
Analis Pertahankan BBRI, Koperasi Desa Merah Putih Beri Dukungan Sentimen