SuaraJabar.id - Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Disperkim) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menganggarkan perbaikan jembatan yang rusak akibat bencana alam pada APBD 2025 secara bertahap, dimana hingga saat ini masih dilakukan pendataan terkait jumlah jembatan rusak.
Sekretaris Disperkim Kabupaten Cianjur, Hendri Prasetyadi di Cianjur, Rabu (8/1/2025), mengatakan hingga saat ini pihaknya masih melakukan verifikasi terkait kerusakan jembatan di sejumlah kecamatan akibat bencana alam banjir, longsor dan pergeseran tanah.
"Data sementara yang kami miliki sekitar 55 jembatan rusak akibat bencana, namun saat ini petugas masih melakukan pendataan ulang di lapangan, sehingga setelah data lengkap akan diajukan perbaikan dari anggaran tahun 2025," kata Hendri.
Dia menjelaskan kerusakan jembatan yang sebagian besar sebagai jalur penghubung utama antar desa dan kecamatan di wilayah selatan, mengalami rusak sedang dan berat, sehingga membutuhkan anggaran yang cukup besar dan waktu yang lama.
Sehingga proses perbaikan akan dilakukan secara bertahap dengan skala prioritas penghubung utama satu-satunya, sedangkan untuk sementara pihaknya membangun jembatan darurat atau meminta aparat kecamatan dan desa mengarahkan warga ke jalur alternatif.
"Seperti jembatan Leuwi Tarisi penghubung antara Kecamatan Takokak dan Kadupandak yang rusak berat akibat pergeseran tanah, sudah masuk dalam daftar perbaikan tahun 2025, sehingga kami minta masyarakat untuk bersabar dan sementara dapat melalui jalur alternatif," katanya dikutip ANTARA.
Kepala Desa Waringsari, Kecamatan Takokak, Nadir Muharam Abdurahman, mengatakan sudah melaporkan rusaknya jembatan Leuwi Tarisi ke Pemkab Cianjur, agar segera diperbaiki karena merupakan akses utama tercepat penghubung antar desa dan kecamatan.
Putusnya jembatan Leuwi Tarisi dengan panjang 52 meter penghubung Kampung Bobojong, Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak dengan Kampung Ciakar, Desa Sukaharja, Kecamatan Kadupandak, membuat warga harus memutar jalan yang lebih jauh untuk sampai ke Kadupandak atau sebaliknya.
"Karena perbaikan jembatan tidak dapat asal, sementara kami tidak memiliki SDM ditambah perbaikan jembatan gantung membutuhkan biaya yang cukup besar dan tidak dapat menggunakan dana desa," katanya.
Dia berharap Pemkab Cianjur, dapat memprioritaskan pembangunan kembali jembatan yang rusak agar aktifitas warga di dua kecamatan terutama perekonomian kembali berjalan normal karena jalur alternatif yang tersedia selain curam belum tersentuh aspal.
Baca Juga: Pemkab Cianjur Targetkan Pembangunan Jalan Kabupaten Sepanjang 334 Km Tuntas Tahun Ini
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Mobil Ketua Karang Taruna Bogor Dihancurkan OTK! Bukan Pencurian Biasa, Ada Dugaan Teror Serius
-
Krisis Air PDAM Tirta Kahuripan Kian Parah, Netizen Kepung Medsos Desak Dedi Mulyadi Turun Tangan
-
Dedi Tantang Purbaya Buka Data! Bantah Endapkan Triliunan Uang Rakyat di Deposito
-
Dedi Mulyadi Murka Dituding Timbun Dana Rp4,17 T, Tantang Menkeu Purbaya Buka Data Daerah Lain
-
Geger! Respons Pemangkasan Dana Pusat, Dedi Mulyadi Pangkas Jam Kerja ASN di Jabar