Andi Ahmad S
Kamis, 07 Agustus 2025 | 17:34 WIB
Ilustrasi terorisme. [Ist]

SuaraJabar.id - Peringatan keras datang dari Markas Besar Polri menyusul penangkapan enam terduga teroris di lima provinsi. Di balik keberhasilan Densus 88 Antiteror membongkar sel di Aceh hingga Jawa Barat.

Terungkap sebuah fakta yang lebih mengkhawatirkan cara-cara perekrutan anggota baru kini semakin licin, terselubung, dan menyasar langsung ke jantung aktivitas sosial anak muda.

Lupakan bayangan perekrutan yang terjadi di gang-gang gelap atau pertemuan rahasia. Kini, mereka hadir di tempat yang tak pernah Anda duga di kegiatan amal, kajian keagamaan eksklusif, bahkan di dalam komunitas hobi dan game online Anda.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, secara eksplisit mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap modus ini.

“Penangkapan terhadap tersangka memberikan fakta bahwa kelompok teror masih aktif melakukan kegiatan dan memiliki potensi ancaman, baik ancaman aksi teror maupun penyebaran paham radikalisme,” ucap dilansir dari Antara.

Dunia maya dan komunitas online menjadi salah satu arena utama perekrutan terselubung yang menyasar anak muda.

Pola lama yang mengandalkan indoktrinasi tatap muka secara masif mulai ditinggalkan. Kelompok teror kini beradaptasi, menggunakan pendekatan yang lebih personal dan halus untuk menjerat mangsanya.
Mereka tidak lagi menjual ideologi kekerasan di awal perkenalan. Sebaliknya, mereka membangun jembatan kepercayaan melalui topeng yang terlihat positif dan normal.

Berikut adalah beberapa modus rekrutmen terselubung yang wajib diwaspadai, terutama oleh generasi muda:

Berbalut Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan

Baca Juga: Misteri Peran Teroris Y di Bogor Terkuak, Densus 88: Menjabat Berbagai Posisi

Ini adalah modus yang paling sering digunakan. Mereka membentuk yayasan atau kelompok penggalangan dana untuk korban bencana atau kaum duafa. Di balik niat mulia yang ditampilkan, mereka secara perlahan menyisipkan ideologi eksklusif dan mulai memisahkan anggota dari lingkungan sosial lamanya.

Kajian Keagamaan Eksklusif

Mereka menawarkan pendalaman ilmu agama dalam kelompok-kelompok kecil, baik secara offline maupun online. Ciri utamanya adalah sifatnya yang tertutup, mengklaim memiliki "kebenaran" yang tidak dimiliki kelompok lain, dan sering kali menjelekkan atau mengkafirkan pihak di luar kelompok mereka.

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap enam terduga teroris selama periode 17 Juli–5 Agustus 2025. (ANTARA/HO-Divisi Humas Polri)

Menyusup di Komunitas Hobi dan Game Online

Ruang anonim di dunia maya adalah ladang subur. Perekrut akan masuk ke dalam server Discord, grup mabar (main bareng), atau forum hobi. Mereka membangun pertemanan, menjadi pendengar yang baik bagi mereka yang merasa kesepian atau punya masalah, lalu secara bertahap memasukkan narasi-narasi radikal sebagai "solusi" atas masalah pribadi atau global.

Pendekatan Personal dan Emosional

Perekrut sangat lihai dalam mengidentifikasi target yang rentan. Mereka mendekati individu yang sedang mengalami krisis identitas, masalah ekonomi, patah hati, atau merasa terasingkan.

Dengan menawarkan rasa kepemilikan, tujuan hidup, dan persaudaraan, mereka mengisi kekosongan emosional targetnya sebelum mencuci otak mereka.

Brigjen Pol. Trunoyudo mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap lingkungan sekitar, "terutama jika menemukan adanya indikasi perekrutan secara terselubung yang dilakukan oleh kelompok teror yang disamarkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sosial."

Agar tidak terjebak, kenali tanda-tanda bahaya (red flags) berikut ini:

Eksklusivitas Berlebihan

Mereka mengklaim kelompoknya adalah yang paling benar dan mendorong anggota untuk menjauhi keluarga atau teman lama yang dianggap "tidak sejalan".

Narasi "Kami vs Mereka"

Selalu membangun narasi permusuhan antara kelompoknya (kaum yang benar) dengan dunia luar (kaum yang salah, musuh).

Anti-Dialog dan Intoleran

Tidak bisa menerima perbedaan pendapat. Siapapun yang bertanya kritis atau tidak setuju akan langsung dicap sebagai musuh atau pengkhianat.

Kepatuhan Buta pada Pemimpin

Ada satu figur pemimpin yang sangat diidolakan, di mana semua perkataannya dianggap sebagai kebenaran mutlak yang tidak boleh dibantah.

Ajakan Bertahap

Dimulai dari ajakan berdonasi, ikut kajian, hingga akhirnya diminta melakukan tindakan yang lebih ekstrem, bahkan melanggar hukum, atas nama "perjuangan".

Ancaman ini nyata dan terus berevolusi. Kewaspadaan tidak hanya menjadi tugas aparat, tetapi juga tanggung jawab kita bersama untuk melindungi orang-orang terdekat dari jerat radikalisme berwajah baru ini.

Load More