Budi Arista Romadhoni
Selasa, 02 September 2025 | 16:46 WIB
Kampus Unisba dan Unpas diberondong gas air mata. [Instagram/@irwandiferry]
Baca 10 detik
  • Rektor UNISBA dan Polda Jabar kompak bantah serbuan.
  • Versi resmi sebut kericuhan dipicu kelompok Anarko.
  • Publik terbelah, klaim aparat versus kesaksian mahasiswa.
[batas-kesimpulan]

SuaraJabar.id - Misteri kericuhan mencekam di sekitar kampus Universitas Islam Bandung (UNISBA) pada Senin (1/9/2025) malam mulai menemukan titik terang dari versi otoritas.

Secara mengejutkan, pihak Rektorat UNISBA dan Polda Jawa Barat memberikan pernyataan yang senada: insiden tersebut dipicu oleh kelompok penyusup tak dikenal, dan aparat keamanan tidak pernah masuk apalagi menyerbu area dalam kampus.

Pernyataan bersama ini secara frontal membantah narasi yang viral di media sosial, yang menggambarkan aparat secara brutal menembakkan gas air mata hingga ke lorong-lorong gedung perkuliahan.

Rektor UNISBA, Harits Nu’man, menegaskan bahwa mahasiswa UNISBA tidak terlibat dalam aksi anarkis di Jalan Tamansari. Menurutnya, setelah aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Jabar usai, muncul segerombolan massa tak dikenal yang memprovokasi situasi.

“Aksinya tidak seperti mahasiswa. Kami memaknai penembakan itu untuk mengurangi massa yang bergerombol. Itu area publik, bukan area kampus,” kata Harits dikutip dari ANTARA di Bandung, Selasa (2/9/2025).

Harits memperjelas bahwa tindakan aparat yang melakukan penyisiran dan penembakan gas air mata ditujukan untuk membubarkan massa liar tersebut di Jalan Tamansari, bukan menyasar mahasiswa di dalam kampus.

“Sehingga informasinya berkembang menjadi liar. Nah massa itulah yang di-sweeping oleh aparat kepolisian. Karena ini kan bukan area kampus kita. Ini adalah area publik ya. Namanya juga Jalan Tamansari, bukan jalan Unisba,” tegasnya.

Tangkapan layar kendaraan tempur milik TNI terlihat di kawasan UNISBA-UNPAS. [Medsos/X]

Ia juga memastikan tidak ada satupun aparat TNI maupun Polri yang menginjakkan kaki di area dalam kampus UNISBA saat kericuhan berlangsung.

Keterangan Rektor UNISBA ini sepenuhnya sejalan dengan penjelasan dari Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan.

Baca Juga: Bandung Mencekam: Demo Ojol dan Mahasiswa Berakhir Ricuh, Wali Kota Farhan: Ini Pelajaran

Polisi bahkan mengidentifikasi kelompok penyusup tersebut sebagai kelompok Anarko berpakaian hitam yang sengaja memprovokasi aparat.

“Mereka yang anarkis inilah awalnya menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari,” kata Hendra.

Menurut Hendra, kelompok Anarko tersebut meningkatkan eskalasi dengan melemparkan bom molotov dari arah kampus ke arah petugas dan kendaraan taktis Brimob.

Tindakan inilah yang memaksa polisi untuk melepaskan tembakan gas air mata sebagai respons. Namun, ia bersikukuh tembakan itu hanya diarahkan ke jalan raya.

“Tim kemudian menembakkan gas air mata ke jalan raya, namun tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba. Inilah yang kemudian dijadikan bahan provokasi oleh kelompok anarko untuk membenturkan mahasiswa dengan petugas,” jelasnya.

Kekompakan pernyataan antara Rektor UNISBA dan Polda Jabar ini menciptakan kontra-narasi yang kuat terhadap kesaksian mahasiswa dan rekaman video yang beredar.

Load More