Andi Ahmad S
Rabu, 17 September 2025 | 21:51 WIB
Ilustrasi PHK di Jabar [Antara]
Baca 10 detik
  • Jawa Barat memimpin angka PHK secara nasional, tetapi hal ini perlu dilihat dalam konteks.
  • Meskipun Jawa Barat mengalami peningkatan PHK, tren nasional justru membaik.
  • Pemerintah Provinsi Jawa Barat optimis dan memiliki strategi untuk mengatasi masalah PHK.
[batas-kesimpulan]

SuaraJabar.id - Kabar kurang sedap datang dari sektor ketenagakerjaan Jawa Barat. Provinsi yang menjadi basis industri terbesar di Indonesia ini menempati peringkat pertama sebagai penyumbang angka pemutusan hubungan kerja (PHK) terbanyak secara nasional sepanjang bulan Agustus 2025.

Menanggapi data yang dirilis Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi buka suara.

Menurutnya, status juara PHK ini merupakan konsekuensi logis dari skala masif industri dan jumlah penduduk yang ada di wilayahnya.

Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa sebagai provinsi dengan jumlah pabrik dan pekerja terbanyak, setiap gejolak ekonomi, sekecil apa pun, akan menghasilkan dampak absolut yang besar di Jawa Barat dibandingkan provinsi lain.

"Jadi, misalnya industri terganggu satu persen, kita pasti terganggunya paling gede karena jumlahnya paling banyak di banding dengan industri di tempat lain yang lebih sedikit," kata Dedi Mulyadi, dilansir dari Antara.

Dengan kata lain, tingginya angka PHK ini adalah "risiko" menjadi tulang punggung industri nasional.

Meskipun Jawa Barat mencatatkan angka tertinggi, data dari Kemnaker menunjukkan sebuah ironi: secara nasional, tren PHK justru sedang menurun.

Berikut adalah rincian datanya:

  • Total PHK Nasional (Agustus 2025): 830 orang. Angka ini turun signifikan dari bulan Juli 2025 yang mencapai 1.118 orang.
  • Jawa Barat: Menyumbang 261 orang dari total angka nasional.
  • Sumatera Selatan: Berada di peringkat kedua dengan 113 orang pekerja terkena PHK.
  • Kalimantan Timur: Menempati posisi ketiga dengan 100 orang pekerja terkena PHK.

Data ini menunjukkan bahwa meskipun Jabar menghadapi tantangan berat, situasi ketenagakerjaan di tingkat nasional sebenarnya menunjukkan perbaikan.

Baca Juga: Pasca Kritik Dedi Mulyadi, Pemkab Karawang Mulai Menata Area Jalan Interchange Karawang Barat

Di tengah kabar buruk ini, Dedi Mulyadi menyuntikkan optimisme. Ia mengklaim bahwa badai PHK ini bersifat sementara. Menurutnya, iklim investasi di Jawa Barat mulai pulih dan menunjukkan tren positif.

"Saat ini, investasi di Jawa Barat mulai tumbuh lagi dan kemungkinan besar pada Oktober mendatang mulai berjalan," jelasnya.

Sebagai langkah konkret, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga menyiapkan dua strategi utama:

1. Membuka Rekrutmen Baru

Dedi Mulyadi memberi sinyal bahwa akan ada penyerapan tenaga kerja baru dalam waktu dekat, khususnya di kawasan industri utama.

"Tahun depan, karyawan di Subang, di Bekasi juga mulai rekrut ya. Jadi ya, memang ada yang berhenti tetapi juga ada ruang untuk masuk," ujarnya.

Load More