-
Program MBG dihentikan sementara usai 301 siswa keracunan di Bandung Barat akibat kelalaian teknis.
-
Kendala teknis muncul karena dapur MBG baru langsung memasak dalam jumlah besar tanpa penyesuaian skala.
-
Peningkatan standar operasional, higienitas, dan pengawasan diperlukan untuk mencegah insiden serupa terulang.
SuaraJabar.id - Tragedi memilukan melanda Kabupaten Bandung Barat ketika 301 siswa di Kecamatan Cipongkor mengalami keracunan massal, diduga setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat kini turun tangan melakukan penyelidikan mendalam atas insiden ini, sementara Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Peristiwa ini menyoroti urgensi pengawasan ketat terhadap program-program penyediaan makanan berskala besar, terutama yang melibatkan anak-anak sekolah.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menyebut, hingga Senin (22/9) malam, jumlah korban tercatat mencapai 301 orang.
Mereka merupakan siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, MTs, SMP, hingga SMK di wilayah Cipongkor. “Kami imbau masyarakat tetap tenang.
Saat ini tim kesehatan fokus pada penanganan korban, sementara aparat kepolisian akan membantu memastikan penyelidikan terkait penyebab dugaan keracunan ini,” kata Hendra dilansir dari Antara.
Kombes Hendra menjelaskan, para korban keracunan mendapat penanganan darurat di sejumlah fasilitas kesehatan yang tersebar di Bandung Barat.
Rinciannya, 116 orang dirawat di Puskesmas Cipongkor, 13 orang di Bidan Desa Sirnagalih, 27 orang di RSUD Cililin, 127 orang di Posko Kecamatan Cipongkor, dan 18 orang di RSIA Anugrah. Skala insiden ini membutuhkan respons cepat dan terkoordinasi dari berbagai pihak.
"Kami masih melakukan pendataan karena korban terus berdatangan. Penanganan medis sudah disiapkan di beberapa titik, termasuk di puskesmas, rumah sakit, dan posko darurat,” kata Hendra.
Baca Juga: SPPG Cipongkor: Proyek Baru dengan Ambisi Besar, Tersandung Keteledoran Teknis
Pihak kepolisian juga akan bekerja sama dengan dinas terkait untuk menelusuri secara cermat sumber makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal ini. Investigasi akan mencakup rantai pasokan bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi makanan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat, Lia N. Sukandar, mengatakan pihaknya telah menyiapkan seluruh fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta untuk menampung dan menangani korban.
Kebutuhan medis mendesak yang paling utama saat ini, menurut Lia, adalah oksigen. “Saat ini paling dibutuhkan oksigen. Kami menghandle kebutuhan oksigen dari RSUD Cililin dan berkoordinasi dengan RSUD Cikalong Wetan untuk tambahan pasokan,” katanya.
Lia juga mengonfirmasi bahwa Dinkes Kabupaten Bandung Barat telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah data lengkap dan sampel makanan dari program MBG berhasil dikumpulkan dan dibawa ke laboratorium untuk diuji.
"Tadi kami mengambil sampel muntahan yang akan dibawa ke laboratorium. Penetapan KLB akan dilakukan,” ujarnya.
Penetapan status KLB ini memungkinkan pemerintah daerah untuk menggerakkan sumber daya ekstra dan mengambil langkah-langkah darurat yang diperlukan untuk mengendalikan situasi, mencegah penyebaran, dan memastikan penanganan maksimal bagi seluruh korban.
Berita Terkait
-
SPPG Cipongkor: Proyek Baru dengan Ambisi Besar, Tersandung Keteledoran Teknis
-
Keracunan Massal 301 Siswa, Program Makan Bergizi Gratis di Cipongkor Bandung Dihentikan
-
Rahasia Kemenangan Persib atas Arema FC di Stadion Kanjuruhan
-
Persib Hadapi Laga Sulit Kontra Arema FC di Kanjuruhan, Thom Haye Siap Beri Pembuktian
-
Polemik Bandung Zoo: Alshad Ahmad Minta Pengelola Profesional Demi Satwa
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Bukan Sekadar Bangunan, Begini Cara Rudy Susmanto Menghidupkan Masjid Raya Pakansari
-
AgenBRILink Jadi Jalan Ibu Rumah Tangga Bangun Usaha di Desa
-
Jangan Anggap Remeh! Ini Cara Tepat Obati Luka Diabetes Agar Terhindar dari Ancaman Amputasi
-
Nama Aura Kasih Terseret Pusaran Korupsi Bank BJB, KPK Mulai Telusuri Aliran Dana dari RK
-
Daftar Lengkap UMK Jabar 2026: Kota Bekasi Paling Sultan, Daerah Kamu Berapa?