-
Program Makan Bergizi Gratis Jawa Barat alami keracunan massal, menimpa ribuan siswa di berbagai wilayah.
-
Gubernur Dedi Mulyadi evaluasi total program MBG, termasuk audit independen dapur dan bahan makanan.
-
Evaluasi fokus logistik dan waktu masak yang terlalu lama, usul desentralisasi dapur dekat sekolah.
SuaraJabar.id - Kabar mengejutkan datang dari Jawa Barat. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menjamin asupan nutrisi anak sekolah, justru berujung pada kasus keracunan massal yang menimpa ribuan siswa di beberapa wilayah, mulai dari Kabupaten Garut hingga Bandung Barat.
Menanggapi insiden memilukan ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tidak tinggal diam. Ia mengagendakan pertemuan penting dengan penanggung jawab program MBG di Jabar pada Senin (29/9) mendatang, menandai dimulainya evaluasi besar-besaran terhadap program vital ini.
"Hari Senin saya akan mengundang Kepala MBG perwakilan wilayah Jawa Barat untuk membahas secara bersama-sama mengevaluasi peristiwa-peristiwa yang terjadi," ucap Dedi dilansir dari Antara.
Gubernur Dedi Mulyadi menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG yang tersebar di seluruh Jawa Barat.
Ia bahkan berencana untuk meminta audit independen terhadap dapur-dapur tersebut, memastikan standar kebersihan dan keamanan pangan terpenuhi.
"Yang kedua evaluasi jenis-jenis bahan makanan, yang digunakan apakah itu merupakan bahan makanan yang bermutu atau tidak," kata KDM, sapaan akrabnya.
Selain itu, Gubernur juga menyoroti masalah waktu dan logistik yang berpotensi menjadi sumber masalah. Apabila proses memasak dimulai pukul 00.00 WIB, sementara makanan baru disajikan kepada siswa pada pukul 12.00 WIB, rentang waktu yang terlalu lama ini berisiko tinggi menyebabkan kontaminasi.
Oleh karena itu, Dedi Mulyadi berencana melakukan evaluasi terhadap jam operasional dapur SPPG.
"Harapan saya ke depan dapur itu didekatkan dengan sekolah, dan tingkat yang dilayaninya jangan terlalu jumlahnya ribuan karena siapapun tidak akan sanggup untuk mengelola jumlah makanan ribuan. Masaknya tiap hari tidak pernah berhenti," ujarnya, mengusulkan desentralisasi dapur untuk efisiensi dan keamanan.
Baca Juga: Penyebab Keracunan Massal Masih Misteri, Tiga Dapur MBG di Bandung Ditutup untuk Investigasi
Jarak tempuh dari dapur MBG ke sekolah yang relatif jauh juga diidentifikasi sebagai faktor risiko yang perlu diminimalisir.
Sebelumnya, ribuan siswa sekolah mengalami keracunan usai mengonsumsi MBG dari dua dapur SPPG yang bermasalah, yakni di Kecamatan Cipongkor dan Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.
Akibatnya, ratusan korban terpaksa mendapatkan perawatan medis karena mengalami sejumlah gejala parah setelah mengkonsumsi sajian MBG tersebut.
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) merespons cepat dengan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) usai insiden ini.
Langkah ini diambil untuk memastikan penanganan korban dapat berjalan lebih cepat dan menyeluruh. Tak hanya itu, Pemkab Bandung Barat juga telah menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bermasalah di wilayah tersebut.
Penutupan ini menjadi langkah awal untuk memastikan standar pengelolaan makanan dipenuhi secara ketat.
Berita Terkait
-
Penyebab Keracunan Massal Masih Misteri, Tiga Dapur MBG di Bandung Ditutup untuk Investigasi
-
Puluhan Siswa Keracunan Makanan Gratis di Cianjur, Kualitas Program Gizi Pemerintah Dipertanyakan
-
Siap Jadi Pusat Rujukan, Bagaimana RSUD Kota Bogor Layani Pasien dari Depok hingga Cianjur?
-
Jawa Barat Ambil Alih RSUD Kota Bogor, Siap Jadi Pusat Rujukan Regional
-
Dedi Mulyadi Stop Penerimaan CPNS di Jabar, Ini Alasannya!
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Kapan Awal Puasa Ramadan dan Idul Fitri 2026? Simak Jadwalnya
- Tanah Rakyat Dijual? GNP Yogyakarta Geruduk DPRD DIY, Ungkap Bahaya Prolegnas UUPA
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Ribuan Siswa Keracunan Massal Program MBG, Dedi Mulyadi Perintahkan Audit Total
-
Satu Bulan Membuntuti, Jaringan Ganja 78,6 Kg Akhirnya Terendus di Depok: Ini Peran 6 Tersangka
-
6 Tersangka Terancam Hukuman Seumur Hidup Akibat Edarkan Nyaris 80 Kg Ganja di Depok
-
Penyebab Keracunan Massal Masih Misteri, Tiga Dapur MBG di Bandung Ditutup untuk Investigasi
-
Puluhan Siswa Keracunan Makanan Gratis di Cianjur, Kualitas Program Gizi Pemerintah Dipertanyakan