-
Polisi mendalami korelasi krusial antara sekuriti tewas gantung diri dan brankas bank yang ditemukan rusak.
-
Penyebab kematian sekuriti (bunuh diri/pembunuhan) belum pasti, menunggu hasil autopsi dan olah TKP.
-
Penyidik periksa 5 saksi, ponsel korban, dan video viral; sangat hati-hati ambil kesimpulan resmi.
SuaraJabar.id - Sebuah misteri menyelimuti kasus tewasnya seorang sekuriti berinisial HB di salah satu bank negara yang berlokasi di Jalan Tarum Barat II, Desa Jayamukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Penemuan jenazah HB yang tergantung, ditambah dengan kondisi brankas bank yang rusak, sontak memicu spekulasi dan pertanyaan besar di kalangan publik dan aparat kepolisian.
Apakah ini murni tindakan bunuh diri, ataukah ada skenario perampokan berujung pembunuhan di balik tragedi yang menggegerkan kawasan padat ini?
Kapolres Metro Bekasi Komisaris Besar Pol. Mustofa menegaskan bahwa penyidik tengah mendalami hubungan krusial antara kematian korban dan kondisi brankas yang ditemukan rusak.
Meskipun dugaan sementara mengarah pada gantung diri, polisi belum berani mengambil kesimpulan.
"Apakah antara brankas yang rusak dengan sekuriti yang meninggal dunia itu ada korelasinya? Apakah dua perbuatan yang berbeda atau satu perbuatan yang satu rangkaian," kata Mustofa dilansir dari Antara.
Tim penyidik telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) secara menyeluruh, mengumpulkan setiap petunjuk yang mungkin ada.
Hasil olah TKP, termasuk pemeriksaan sidik jari, akan dicocokkan dengan hasil autopsi yang diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai penyebab pasti kematian sekuriti HB.
"Nanti kita list, kalau mendasari pada hasil autopsi biar jelas tentang penyebab kematian sekuriti tersebut," imbuhnya.
Baca Juga: Misteri Hiu Tutul Raksasa Mati di Bekasi: Tanpa Luka, Apa Penyebabnya?
Sejauh ini, polisi telah memeriksa kurang lebih lima orang saksi, termasuk kepala cabang bank setempat, untuk mendapatkan gambaran utuh tentang kejadian dan dinamika kerja di bank tersebut.
Telepon genggam milik korban juga tidak luput dari pemeriksaan digital forensik, diharapkan dapat mengungkap jejak komunikasi terakhir atau petunjuk lain yang relevan.
Penyelidikan tidak berhenti di situ. Kapolres menyebut bahwa berbagai informasi yang beredar di media sosial, termasuk video viral tentang brankas yang digergaji dan tangkapan layar percakapan yang menyebut adanya ancaman terhadap korban, juga akan ditindaklanjuti.
Mustofa kembali menegaskan bahwa penyidik belum dapat memastikan apakah korban tewas akibat gantung diri atau justru menjadi korban pembunuhan dengan motif upaya perampokan.
Spekulasi liar di media sosial dan masyarakat sekitar membutuhkan fakta konkret dari hasil penyelidikan resmi.
"Kami akan umumkan perkembangan kasus ini setelah semua hasil pemeriksaan lengkap dan jelas. Kuncinya menunggu hasil autopsi, baru disatukan semua rangkaian pemeriksaan yang kami telah jalankan," kata dia.
Penegasan ini memberikan sinyal bahwa polisi akan sangat berhati-hati dalam merilis informasi, menunggu semua potongan puzzle terangkai sempurna.
Petugas sekuriti HB ditemukan meninggal dunia dalam posisi tergantung dengan kondisi leher terikat pada tangga lantai dua ruko tempatnya bekerja pada Jumat (26/9) pagi.
Petugas kebersihan setempat berinisial AS adalah orang pertama yang mengetahui peristiwa ini dan segera melaporkannya kepada pihak berwajib.
Tak lama setelah laporan, anggota kepolisian dari Polsek Cikarang Pusat dan Polres Metro Bekasi langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP awal.
Dari pemeriksaan awal, petugas tidak menemukan tanda-tanda kerusakan pada area rolling door tempat korban bekerja, menambah kompleksitas kasus ini dengan kontrasnya kondisi brankas yang rusak di bagian dalam.
Penemuan jasad ini sontak menggegerkan warga sekitar, mengingat lokasi kejadian berada di lingkungan padat permukiman penduduk dan kawasan pertokoan yang ramai pengunjung.
"Iya, ada korban gantung diri. Sekuriti, usianya sudah bapak-bapak," kata warga setempat Febriyan.
Berita Terkait
-
Misteri Hiu Tutul Raksasa Mati di Bekasi: Tanpa Luka, Apa Penyebabnya?
-
15 Kg Ganja Gagal Edar di Bekasi, Jaringan Narkoba Senilai Rp90 Juta Diringkus Aparat Gabungan
-
Ancaman 15 Tahun Penjara Menanti Tokoh Agama MR di Bekasi
-
Tokoh Agama di Bekasi Diduga Lakukan Kekerasan Seksual Berulang pada Anak Angkat dan Keponakan
-
Tawuran Berdarah Cikarang Utara: 2 Remaja Tewas, 3 Tersangka Ditetapkan Polisi
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Keajaiban di Sidoarjo: Tim SAR Selamatkan 3 Santri dari Reruntuhan Ponpes!
-
Babak Baru Korupsi Bank BJB: Uang Rp1,3 Miliar Cicilan Mobil Ridwan Kamil Disita
-
KPK Panggil Ridwan Kamil Usai Sita Uang Rp1,3 miliar, Potensi Tersangka?
-
Dugaan Rekaman Kadis ESDM Jabar: Jegal Larangan KDM, Jaminan Pengusaha Tambang Bebas dalam Seminggu?
-
Bukan Gantung Diri Biasa, Kejanggalan Brankas Rusak Ungkap Skenario Lain Kematian Sekuriti Bank