Muhammad Yunus
Rabu, 01 Oktober 2025 | 21:29 WIB
Petugas Basarnas melihat bangunan musala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025). [ANTARA]
Baca 10 detik
  • Korban semakin kritis karena posisi tubuh mereka kian terhimpit beton
  • Pola runtuhan bangunan berbentuk “pancake collapse”
  • Basarnas bersama 375 personel gabungan tetap mengutamakan fase “golden time” 72 jam untuk penyelamatan

SuaraJabar.id - Basarnas mengungkapkan kondisi sejumlah santri yang masih tertimbun reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur semakin kritis karena posisi tubuh mereka kian terhimpit beton.

“Kami menemukan satu korban masih bisa merespons suara, tetapi posisinya sudah sangat sempit. Bordes bangunan yang runtuh turun signifikan 10–12 sentimeter, sehingga ruang gerak korban semakin terbatas,” kata Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi (RPDO) Basarnas, Emi Freezer, mengutip Antara Rabu 1 Oktober 2025.

Dihadapan puluhan pewarta di tenda media center darurat itu, Emi menjelaskan bahwa pola runtuhan bangunan berbentuk “pancake collapse” menyulitkan tim SAR untuk menembus ruang sempit di antara kolom utama.

Maka walaupun sudah menggunakan peralatan berteknologi modern akses menuju lokasi korban sangat terbatas.

“Dari 15 titik yang sudah teridentifikasi, delapan berstatus hitam (tidak responsif) dan tujuh masih merah (masih ada respons). Tantangan kami adalah bagaimana mempertahankan nyawa korban, dengan kondisi struktur yang rapuh,” ujarnya.

Basarnas bersama 375 personel gabungan tetap mengutamakan fase “golden time” 72 jam untuk penyelamatan.

Upaya yang ditempuh tim SAR gabungan salah satunya adalah pembuatan terowongan kecil di bawah reruntuhan agar korban bisa segera dibebaskan.

Sementara penggunaan alat berat sejauh ini masih ditunda karena dikhawatirkan dapat memicu pergeseran konstruksi dan membahayakan korban maupun tim penyelamat.

“Sedikit getaran saja bisa berdampak seperti gempa kecil di lokasi runtuhan,” kata Emi.

Baca Juga: Keajaiban di Sidoarjo: Tim SAR Selamatkan 3 Santri dari Reruntuhan Ponpes!

Dia memastikan, Basarnas melibatkan ahli konstruksi untuk mendampingi proses assessmen struktur bangunan dan memastikan langkah evakuasi dilakukan seaman mungkin hinggga operasi penyelamatan santri berhasil, salah satunya dari ahli Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

“Kami mohon doa dan dukungan agar setiap upaya penyelamatan bisa membuahkan hasil. Satu nyawa sangat berharga, dan kami akan berusaha semaksimal mungkin,” kata Emi.

Basarnas mengkonfirmasi dalam operasi hari ketiga ini berhasil mengevakuasi dua dari 15 orang santri yang terdeteksi dari bawah reruntuhan. Jadi masih ada sebanyak 13 orang yang masih diupayakan.

"Semua dilakukan dengan penuh kehati-hatian," ujarnya.

Load More