Tembak Mati Polisi di Markas, Brigadir Rangga Terancam 15 Tahun Penjara

"Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara," ujarnya.

Reza Gunadha | Yosea Arga Pramudita
Sabtu, 27 Juli 2019 | 14:46 WIB
Tembak Mati Polisi di Markas, Brigadir Rangga Terancam 15 Tahun Penjara
Polsek Cimanggis. (Suara.com/Yasir)

SuaraJabar.id - Brigadir Rangga Tianto, anggota Badan Pemeliharan Keamanan Mabes Polri, telah ditetapkan ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan terhadap rekan satu korpsnya, Bripka Rahmat Efendy.

Rangga tujuh kali menembak Bripka Rahmat di Polsek Cimanggis, Kamis (25/7) malam sekitar pukul 20.30 WIB. Penembakan itu menyebabkan Bripka Rahmat tewas seketika.

"Brigadir RT sudah ditetapkan menjadi tersangka dan sudah ditahan atas dasar kasus pembunuhan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisiaris Besar Polisi Asep Adi Saputra saat dikonfirmasi, Sabtu (27/7/2019).

Kekinian, Brigadir Rangga telah ditahan dan dikenakan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan terancam hukuman 15 tahun penjara.

Baca Juga:Tragedi Polsek Cimanggis, Kriminolog: Polisi Termakan Egonya Sendiri

"Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara," ujarnya.

Asep menambahkan, nasib tersangka akan dipecat atau tidak, harus menunggu hasil sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP). Sidang tersebut akan digelar seusai proses peradilan umum atas kasus tersebut rampung.

Untuk diketahui, tragedi berdarah bermula setelah Bripka Rahmat dan Brigadir Rangga terlibat cekcok di Polsek Cimanggis.

Kala itu, Rangga meminta agar keponakannya berinisial FZ dibebaskan setelah ditangkap Bripka Rahmat karena terlibat aksi tawuran.

Namun, saat itu, Rahmat menjawab memakai nada keras bahwa proses sedang berjalan dan FZ tidak bisa dibebaskan begitu saja karena membawa sajam berupa celurit.

Baca Juga:Jejak Darah di Polsek Cimanggis, Polisi Tembak Mati Polisi

Diduga kadung emosi, Brigadir Rangga mengeluarkan senjata api jenis HS 9 dan langsung memberondong tujuh tembakan ke tubuh Rahmat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini