Teror Corona, Perawat RS Hasan Sadikin Bandung Pakai APD

APD itu termasuk masker, baju khsusus, kacamata, sarung tangan dan yang lainnya.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 27 Januari 2020 | 14:17 WIB
Teror Corona, Perawat RS Hasan Sadikin Bandung Pakai APD
Seorang petugas medis di Zhongnan Hospital of Wuhan University, Wuhan, China, Jumat (24/1), menangani pasien yang terduga terkena virus corona. (ANTARA/HO-Xinhua/Xiongqi/mii)

SuaraJabar.id - Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Nucki Nursjamsi menerapkan prosedur standar terkait penanganan pasien yang diduga terkena virus corona. Setiap petugas yang melakukan perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) diharuskan menggunakan alat pertahanan diri (APD).

APD itu termasuk masker, baju khsusus, kacamata, sarung tangan dan yang lainnya. APD itu dimaksudkan agar petugas tidak terjangkit penyakit yang diidap pasien.

"Kita menginstruksikan semua di IGD yang kontak dengan pasien semua pakai masker sampai terbukti bahwa dua pasien yang kemarin masuk itu negatif (virus Corona)," kata Nucki di RSHS, Jalan Pasteur, Bandung, Senin (27/1/2020).

Sebelumnya, pada Minggu (26/1/2020), ada dua pasien yang masuk ke IGD RSHS, dengan gejala mirip terkena virus Corona. Namun, RSHS masih belum bisa menyimpulkan kalau kedua pasien itu positif terkena virus corona.

Baca Juga:Ramai Virus Corona, Sultan Komentar Soal Kunjungan Turis China ke Jogja

Nucki mengatakan ada kesalahan prosedur saat pasien WNA Cina dirujuk ke RSHS dari RS Cahya Kawaluyan. Pihak RS Cahya Kawaluyan tidak memberitahukan terlebih dahulu ke RSHS kalau ada pasien dengan gejala mirip terkena virus Corona bakal dirujuk ke RSHS.

Walhasil, petugas IGD pun tidak mengetahui kedatangan pasien itu karena tiba-tiba, dan hal itu menyalahi prosedur pengiriman pasien yang dirujuk.

"Pasien tiba-tiba dikirim jadi menyalahi SOP pengiriman sehingga ada resiko yang tadi malam waktu pasien datang bisa terpapar," jelasnya.

Nucki pun mengatakan petugas yang kontak langsung dengan pasien itu masuk ke dalam daftar petugas yang dimonitoring. Ada puluhan petugas yang berstatus dimonitoring.

"Monitoringnya seperti hanya masuk ke kriteria close fisical contact. Jadi masuk dalam dua Minggu dia tidak terjadi gejala-gejala flu light sindrom atau diare, maka dinyatakan aman," ucapnya.

Baca Juga:Cegah Corona, Kapal China yang Masuk ke Kalimantan Diberhentikan

Kontributor : Aminuddin

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini