Imbas Corona, 575 Hotel di Jabar Tutup, 25 Ribu Karyawan Dirumahkan

Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik mengungkapkan, 575 hotel tersebut terpaksa tutup dengan sendirinya karena penurunan tajam pengunjung yang menginap.

Chandra Iswinarno
Rabu, 08 April 2020 | 15:22 WIB
Imbas Corona, 575 Hotel di Jabar Tutup, 25 Ribu Karyawan Dirumahkan
Ilustrasi hotel [Shutterstock]

SuaraJabar.id - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (Disparbud Jabar) mengonfirmasi 25 ribu karyawan hotel yang dirumahkan, akibat imbas pandemi Covid-19.

Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik mengungkapkan, sebanyak 575 hotel tutup di wilayahnya dan 25 ribu karyawan terpaksa dirumahkan.

“Banyak sekarang, hampir perhotelan aja 575 hotel tutup di Jabar. Kemudian juga karyawannya hampir 25 ribu itu dirumahkan untuk sementara, belum ada PHK,” ujar Dedi ditemui di Mapolrestabes Bandung pada Rabu (8/4/2020).

Dedi mengungkapkan, 575 hotel tersebut terpaksa tutup dengan sendirinya karena penurunan tajam pengunjung yang menginap.

Baca Juga:Gelombang PHK Virus Corona, 21 Hotel di Tanjungpinang Pecat Karyawan

“Itu karena tidak adanya market, mereka tutup dengan sendirinya tapi bukan bangkrut,” ujar Dedi.

Dedi menjelaskan, dari sektor pariwisata, khususnya perhotelan, mengalami penurunan okupansi atau tingkat keterisian kamar yang cukup signifikan. Penurunan tersebut dari okupansi 50 persen, turun drastis pada angka 5 hingga 15 persen.

“Kalau dari sektor pariwisata kemarin kita lakukan v-call meeting dengan disbudpar kabupaten/kota, memang untuk okupansi hotel sudah turun banyak. Yang biasanya 50 persen, ini sekarang sudah di bawah okupansinya, 5-15 persen,” ujarnya.

“Kemudian destinasi wisata sebagian besar kan sudah ditutup, baik itu spa, karaoke, kemarin surah dilakukan penutupan."

Pihaknya, hingga kini masih berupaya menghimpun data dan memikirkan untuk pengadaan bantuan kepada pihak terdampak, termasuk pada lini UMKM yang tidak bisa berjualan.

Baca Juga:Tim Medis Covid-19 di Bandung Tidur di Hotel, Setiap Hari Dapat Jamu

Dedi mengatakan pihaknya akan mengajukan bantuan langsung tunai (BLT) atau program padat karya dan sebagainya.

“Dalam kurun waktu Juli sampai Agustus itu masa pemulihan, sekarang masih berjalan. Kemudian kita pikirkan nanti, ini sampai kapan titik kritis itu. Titik tinggi kritis di mana, kita harapkan di sektor pariwisata itu, Agustus, September, Oktober, November, Desember bisa dipulihkan,” katanya.

Kontributor : Emi La Palau

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini