SuaraJabar.id - Masjid - masjid di Depok, Jawa Barat hanya melangsungkan sholat Jumat selama 15 menit hari ini. Sebab bahaya virus corona masih menghantui Depok.
Pemerintah Kota Depok menerapkan PSBB Pembatasan Sosial Kampung Siaga (PSKS) tingkat RW.
"Kota Depok masih masuk kategori 3 atau zona kuning, sehingga belum bisa menerapkan New Normal secara utuhutuh," kata Wali Kota Depok Mohammad Idris di Depok, Jumat (5/6/2020).
Hanya saja anak-anak di bawah 12 tahun dilarang dibawa saat sholat Jumat. Karena rentan tertular virus corona.
Baca Juga:Pemeriksaan Corona Berubah, Sejak Awal Warga Kedung Turi Reaktif COVID-19
"Sebelum masuk masjid jemaah harus diukur suhu tubuhnya. Dan jangan membawa anak dibawah umur 12 tahun dan orangtua rentan solat berjamaah di masjid," kata Idris.
Idris juga meminta agar sholat Jumat berjamaah di masjid diperuntukkan untuk warga setempat. Dan orang lain tidak boleh untuk sholat Jumat berjamaah .
"Orang luar ngga boleh, makanya kami mohon kepada pengurus masjid mengawasi hal ini," katanya.
Status zona kuning, masjid di Kota Depok telah mempersiapkan untuk beribadah, terutama Sholat Jumat berjamaah.
Bahkan, setiap masjid mengumumkan beberapa imbauan kepada jemaah untuk mematuhi aturan saat melaksanakan Sholat Jumat berjemaah.
Baca Juga:Masjid di 62 RW di Jakarta Dilarang Gelar Sholat Jumat, Masih Bahaya Corona
Salah satunya, Masjid Baitul Kamal Balaikota Depok telah mempersiapkan Sholat Jumat seperti mengatur jarak hingga mengurangi kapasitas jamaah di dalam masjid.
"Kondisi normal kapasitas masjid bisa menampung sampai 1.500 jemaah, namun untuk Sholat Jumat kami batasi sebanyak 30 persen atau sekitar 500 jemaah yang berada di dalam masjid. Begitu juga pelaksanaan Sholat Jumat dibatasi 15 menit,” kata Kabag Kesos Pemerintah Kota Depok, Eka Firdaus ketika dikonfirmasi, Jumat (5/6/2020).
Ia mengatakan, jarak yang diatur dalam masjid yakni satu jemaah dengan yang lainnya 1,2 meter.
Untuk mengantisipasi membludaknya jemaah, pihaknya akan menggelar alas tambahan di luar masjid.
“ASN juga kan sudah mulai beraktifitas, ditambah lagi masyarakat yang mengurus keperluan di balaikota,” katanya.
Terkait dengan protokol kesehatan, pihaknya akan menempatkan tiga petugas di tiga titik pintu masuk untuk mengukur suhu tubuh jamaah.
“Kami mengimbau agar jamaah membawa sajadah dari rumah dan menggunakan masker. Jika tidak bawa kami akan bagikan di sini, kami siapkan 1.000 masker,” kata dia.
Tempat lainya, Masjid Agung Al Muhajirin di Jalan Nusantara mereka sudah mempersiapkan sesuai protokol kesehatan.
Mereka juga memberikan batas jarak antar makmum di lantai masjid dan melakukan penyemprotan cairan disinfektan sebelum dan sesudah pelaksanaan sholat.
"Pengurus DKM Masjid Agung Al Muhajirin menempatkan satgas ketika jemaah masuk ke masjid yang tugasnya mengukur suhu tubuh, memberikan cairan hand sanitizer, memastikan seluruh jamaah menggunakan masker, membatasi jumlah jamaah di dalam masjid maksimal 250 orang selebihnya di luar masjid," kata Ketua DKM Masjid Agung Al Muhajirin Hafid Nasir, kepada Suara. com.
Untuk khotib saat Sholat Jumat di masjid terebut, Hafid Nasir mengingatkan agar isi khotbah dipersingkat.
Dan lanjut dia, jemaah dilarang untuk berjabat tangan dan menghindari kerumunan di depan pintu masuk masjid.
"Kami berharap warga dan jemaah dapat memahami itu semua, meskipun pelaksanaan sholat jumat sudah diperbolehkan pemerintah tetap kita harus waspada dan tetap mencegah penyebaran virus dengan protokol kesehatan yang sudah disosialisasikan kepada kami," kata dia.
Kontributor : Supriyadi