SuaraJabar.id - Tingginya kebutuhan akan ventilator di tengah pandemi Covid-19 membuat Unpad dan ITB bekerja sama mengembangkan Vent-I, ventilator asli buatan Indonesia.
Dilansir VOA Indonesia, Ketua tim Ventilator Indonesia (Vent-I) Dr. Ir. Syarif Hidayat mengatakan, per Jumat 24 Juli, Vent-I telah diterima oleh 277 rumah sakit yang tersebar di 34 provinsi.
"Ini adalah karya bangsa, sejak awal pun dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah bangsa, dan melibatkan seluruh komponen bangsa," terangnya dalam pertanggungjawaban publik Vent-I di Bandung, pekan lalu.
Proyek Vent-I dimulai pada Maret 2020 dengan dana awal 50 juta Rupiah. Pada bulan April, Vent-I telah lolos serangkaian pengujian oleh Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK, meliputi uji kalibrasi, uji fungsi, dan uji ketahanan. Pada bulan Mei, Vent-I dinyatakan lolos uji klinis setelah diuji di beberapa rumah sakit.
Baca Juga:Tingkat Keselamatan Pasien Covid-19 yang Diberi Steroid Bisa Diprediksi
Selama ini, Indonesia harus mengimpor ventilator canggih dari luar negeri yang harganya mencapai ratusan juta per unit. Padahal ventilator sangat dibutuhkan saat ini, mengingat banyaknya pasien COVID-19 yang mengalami sesak napas.
Syarif menjelaskan, Vent-I unggul karena dibuat sesuai kebutuhan.
"Vent-I ventilator paling dasar, mudah dibuat, mudah dioperasikan," terangnya lagi.
Vent-I akan diproduksi sebanyak 1.000 buah. Syarif mengatakan, pihaknya masih memproduksi 200 unit terakhir, karena terkendala pembelian komponen sensor.
"Komponen yang tidak berhasil didapat dengan mudah. Harganya berkali-kali dibatalkan oleh vendor, harganya naik 4 kali lipat karena diperebutkan seluruh dunia," tandasnya lagi.
Baca Juga:Australia Bantu Indonesia 100 Ventilator untuk Penanganan Covid-19
Produksi massal Vent-I melibatkan Polman, Polban, PT DI, PT Pura, Universitas Nurtanio, dan sejumlah SMK. Setiap hari, mereka memproduksi sebanyak 30-40 unit. Seluruh proyek melibatkan total 405 personil.
Sejak diumumkan pada publik, proyek Vent-I terus mendapatkan dukungan berbagai pihak, baik sektor pemerintah, sektor swasta, komunitas, maupun individu. Tim Vent-I mencatat, hingga Jumat 24 Juli, terkumpul donasi Rp 12.108.441.038 dari 2.048 donatur.
"Sepenuhnya dana masyarakat karenanya juga dipersembahkan kepada masyarakat lagi," tambah dosen Teknik Elektro ITB ini.
Sementara itu, Dr. dr. Ike Sri Redjeki dari Universitas Padjadjaran mengaku terkejut dengan besarnya dukungan publik terhadap Vent-I.
"Ini sesuatu yang di luar dugaan saya, selama ini saya bekerja betul-betul di lingkup yang tertutup, kalau boleh dibilang saya tuh kuper. Satu-satunya modal saya adalah ingin melakukan sesuatu bagi pasien, keluarga pasien, dan teman terdekatnya," terang Ike dalam kesempatan yang sama.
Dokter spesialis anestesi ini mengisahkan, ketika tim ITB meminta dukungan Unpad, ia langsung setuju. Bahkan ia merasa terpacu untuk melakukan sesuatu.
"Terimbas dari semangat yang diberikan dari ITB ini, dari engineer yang datang, kemudian kita berdiskusi dan sebagainya, ada keikhlasan, semangat yang luar biasa," tutupnya.