Namun hal itu tidak berdampak besar bagi kehidupan warga di dalamnya.
Warga tetap beraktivitas bertani maupun membuat kerajinan dalam pola hidup sederhana. Hal itu lantaran, dalam menjalani kehidupan mereka selalu berpegang teguh pada ajaran leluhur.
"Saaya-aya we jang kanggo tuang mah. Teu aya rencang nya daun sampeu sareng sambel we da tos biasa kitu, " ucap Enah.
Enah yang sehari-hari mengisi kegiatan dengan bertani dan membuat kerajinan pengki atau tengkor menambahkan, virus corona hanya melumpuhkan aktivitas kunjungan tidak menggerus kehidupan masyarakat adat.
Baca Juga:3 Generasi Keluarga Dokter Sandi Nugraha di Solo Positif Corona
"Pedah waktos corona mah sepi, sepi we teu aya hiji-hiji acan anu sumping. Tapi da ema sareng anu sanesna tetap we tiasa tuang, tiasa ngajalanan hirup," ujar Enah.