SuaraJabar.id - Simpang siur soal motif para pelaku melakukan teror bom molotov ke markas PDIP Cileungsi Bogor, terkuak. Para pelaku dipastikan nekat melakukan aksi teror bom molotov, karena merasa sakit hati.
Sakit hati itu tersebut, berkaitan dengan aksi demo di DPRI pada 27 Juli 2020. Dimana saat itu diketahui terjadi aksi demo penolakan kembali Habib Rizieq Shihab ke Indonesia, yang notabenenya sebagai imam besar Front Pembela Islam (FPI).
Video pembakaran spanduk dengan gambar Rizieq Shihab diunggah oleh akun Twityter @ar1pangeran.
Dalam video tersebut tampak sejumlah orang mengenakan pakaian merah putih menggelar demo di depan kantor DPR RI, Senin (27/7/2020).
Baca Juga:Terungkap! Anggota FPI Racik Bom Molotov, Dilempar ke Kantor PDIP Cileungsi
Peserta demo tersebut mereka menolak Rizieq Shihab kembali ke Indonesia dan menyebut Rizieq sebagai pengkhianat bangsa.
Mereka menyebut Rizieq dalam spanduk tersebut sebagai manusia sampah.
"Sampai dengan saat ini, keterangan masing-masing tersangka bahwa ini karena ada emosi dari masing-masing pribadi, atas adanya pembakaran foto di DPR, foto Habib Rizieq," kata Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldi, saat ditemui di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (25/8/2020).
Diketahui polisi telah menangkap tujuh pelaku, yang melakukan teror bom molotov, di markas PDIP Cileungsi Kabupaten Bogor, pada 29 Juli 2020, kemarin. Ketujuh pelaku itu, diantaranya berinisial AS (25) yang merupakan pimpinan Laskar Islam (LPI), kemudian M. Pabuaran (24), AS (32), S (35), NM (23), MRR (21), dan AK (24). Mereka semua, merupakan warga Kabupaten Bogor.
Masing-masing pelaku memiliki peran diantara lain, AS (25) yang merupakan pimpinan Laskar Islam (LPI) berperan meracik bom molotov. Kemudian M. Pabuaran (24) melakukan survey dan pemantauan.
Baca Juga:Ini Dia 2 Anggota FPI Pelempar Bom Molotov ke Kantor PDIP Bogor
Pelaku berinisial AS (32) mempunyai peran sebagai penyedia tempat untuk berkumpulnya para pelaku teror, lalu untuk pelaku yang berinisial S (35) memiliki peran pemotor yang membawa bom molotov.
Pelaku NM (23) miliki peran sebagai pembeli bensin sebagai bahan baku bom molotov bersama pelaku yang berinisial MRR (21). Sementara pelaku berinisial AK (24) berperan sebagai perakit bom.
Kontributor : Cesar Yudistira