Menurut Jo, hal ini menciptakan gelembung emosional, respons otomatis untuk kembali ke momen yang Anda lihat di layar, dan itu menyatu dengan ingatan kita yang lebih luas tentang peristiwa yang tidak terpotret.
Anda bisa mencoba melakukannya dan mungkin akan mengingat cerita-cerita lucu pada momen tertentu. Saat melihat foto liburan bersama rekan misalnya, ada bisa ingat masa-sama persiapan rencana liburan mulai dari lokasi wisata yang ingin dikunjungi, berdebat sejenak soal hotel tempat menginap atau candaan tentang tujuan kocak di balik rencana liburan itu misalnya ingin bertemu sosok yang lebih baik dari mantan dan lainnya.
Perpaduan emosi itu merangsang oksitosin, hormon yang mendorong perasaan cinta dan ikatan serta memperkuat memori sosial di otak, dan dopamin, yang dikenal sebagai hormon perasaan baik.
Bahkan melihat kembali ke masa-masa yang mungkin tidak akan pernah hadir kembali lalu membuat Anda melankolis terbukti memiliki dampak positif secara keseluruhan pada kesejahteraan Anda.
Baca Juga:Instagram Ajak Orangtua 'Melek' Isu Kesehatan Mental pada Anak Remaja
Pakar media sosial Sara Tasker mengatakan hadirnya #throwback beberapa waktu lalu juga berkaitan tentang rasa syukur. Melalui #throwback, orang-orang bisa merayakan momen-momen yang sebelumnya mereka anggap biasa saja. [Antara]