Cerita Gus Dur Bubarkan Razia Satpol PP DKI Jakarta

Bilang sama atasan kamu! Jangan sekali-kali lagi ke sini, kata Gus Dur.

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 11 Desember 2020 | 11:23 WIB
Cerita Gus Dur Bubarkan Razia Satpol PP DKI Jakarta
ILUSTRASI. Pengunjung melihat pameran tunggal seni rupa "Sang Maha Guru" karya pelukis Nabila Dewi Gayatri di Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (22/11).(Suara.com/Fakhri Hermansyah)

SuaraJabar.id - KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur punya banyak cerita yang berkesan. Salah satunya ketika ia mengusir sejumlah petugas Satpol PP DKI Jakarta yang tengah merazia pedagang kaki lima di sekitar Kantor PBNU.

Kenangan ini membekas di memori Warjo, seorang pedagang ketoprak yang telah meninggal beberapa waktu yang lalu.

Warjo bukan siapa-siapa. Hanya seorang tukang ketoprak yang berjualan di samping gedung PBNU. Namun, ia pensiun menjadi tukang ketoprak sejak 2011. Ia tinggal di kampung halamannya, Tegal. Maklum usianya sudah 80 tahun. Ketopraknya kemudian dilanjutkan salah seorang cucunya.

"Ya, dia bukan siapa-siapa. Hanya seorang tukang ketoprak," kenang Abdullah Alawi dilansir Jabar.NU.or.id-jejaring Suara.com.

Baca Juga:Juliari Diciduk KPK, Video Alasan Gus Dur Pernah Bubarkan Kemensos Disorot

Namun, dia adalah orang yang mengenal orang-orang PBNU sebab ia mangkal di situ sejak tahun 1980-an, masa-masa terakhir kepemimpinan KH Idham Chalid. Kemudian dilanjutkan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Tahun 2011, awal kepemimpinan Kiai Said Aqil Siroj, PBNU menggelar peringatan harlah NU ke-85 secara besar-besar di Gelora Bung Karno. Dalam hitungan panitia, waktu itu, hampir seratus ribu orang hadir dari berbagai daerah.

Beberapa hari sebelum puncak peringatan, Abdullah Alawi sempat makan ketoprak Pak Warjo. Sembari mengunyah, ia ngobrol dengan orang yang selalu berpeci hitam itu.

Gus Dur dan tukang ketoprak. [Jabar.NU.or.id]
Gus Dur dan tukang ketoprak. [Jabar.NU.or.id]

“Tahu enggak besok harlah NU yang ke-85?” tanya Alawi.

Mendengar pertanyaan itu, Warjo terdiam beberapa saat. Bahkan termenung di belakang gerobaknya. Tangannya yang sedang mengelap piring terhenti. Lalu ia membuka mulut, tapi bukan menjawab pertanyaan Alawi, melainkan bercerita tentang perjalanan hidupnya.

Baca Juga:Viral, Video Gus Dur Bubarkan Kementerian Sosial saat Jadi Presiden

Menurutnya, dia ke Jakarta tahun 1960. Berjualan ketoprak di samping Sarinah atau sekitar Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Lalu pindah ke samping Gedung Bulog, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Dia hijrah dari satu tempat ke tempat lain untuk memperbaiki pendapatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak