Santri yang sekarang kuliah di Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta ini, sedang fokus jual beli kurma muda.
“Dulu, orang baru bisa makan kurma muda hanya dari yang pulang haji atau umroh. Itu pun sudah hampir busuk, karena lama di pesawat. Tapi sekarang tidak harus menunggu seperti itu lagi,” jelasnya.
Ia mulai fokus menekuni bisnis online kurma muda sejak bulan puasa tahun ini.
Selama masa pandemi, ia punyak banyak waktu luang. Karena mengajar hanya bisa melalui online, kegiatan-kegiatan di luar hampir tidak ada. Ia merintis bisnis kurma muda secara bertahap. Mulai dari 60 kg hingga sampai bisa order sampai 200-400 kg dalam sepakan.
Baca Juga:Perut Ustaz Maaher Mendadak Sakit saat Sesi Tanya-Jawab
“Kebetulan adik saya kuliah di Sudan, jadi saya ajak sebagai mitra. Selain itu, ada teman-teman yang kuliah di Timur Tengah,” paparnya membuka rahasia.
Menurut Adib, kalau seorang pedagang online peka, peluang itu ada di sekelilingnya. Teman, tetangga, hingga anggota grup whatsapp. Selain itu, ia juga memasukkan dagangannya ke marketplace.
Walaupun untuntungnya lebih kecil, namun peluangnya sangat terbuka. Makin banyak transaksinya, kian banyak untung yang diperoleh.
Ia mengajak kepada para santri muda, agar tidak malu berjualan. Bisa mulai dari skala kecil dahulu.
“Kuncinya, punya mental yang kuat, tidak mudah putus asa dan memperbanyak jaringan. Sekarang, kita harus kreatif memanfaatkan peluang,” tegasnya.
Baca Juga:Fadli Zon dan Andre Dikatai Permadi: Wakil Rakyat Kok Nggak Ngerti UU?
Menurutnya, bisnis online itu sangat mudah. Bahkan tanpa modalpun bisa. Misalnya, sekarang sedang booming ikan cupang dan bunga. Bisa dicari info tentang harganya. Kalau tekun, bisa mendapatkan harga yang lebih murah.