Pemecatan Jadi Kado Natal, Tuchel Tak Mau Dikasihani

Setelah 17 pertandingan, PSG belum juga mampu memuncaki klasemen sementara Ligue 1.

Syaiful Rachman
Jum'at, 25 Desember 2020 | 16:50 WIB
Pemecatan Jadi Kado Natal, Tuchel Tak Mau Dikasihani
Pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Thomas Tuchel duduk di atas cooler di pinggir lapangan saat skuatnya menghadapi Bayern Munich di final Liga Champions di Luz stadium, Lisbon. Manu Fernandez / POOL / AFP

SuaraJabar.id - Natal tahun ini bisa jadi pengalaman yang akan selalu diingat oleh pelatih asal Jerman Thomas Tuchel. Tepat di malam Natal, Tuchel dipastikan tak lagi memimpin Neymar dan kawan-kawan. Manajemen PSG memutuskan untuk menendang salah satu pelatih di dunia yang tengah naik daun itu dari Parc des Princes.

Diberitakan sebelumnya, PSG mengumumkan menendang eks pelatih Borussia Dortmund itu pada Kamis (24/12/2020), atau malam jelang Natal. Hasil kurang memuaskan di sejumlah pertandingan domestik kabarnya menjadi alasan pencopotan Tuchel dari jabatannya.

Menanggapi pencopotan dirinya itu, Tuchel mengaku tidak dihargai sebagaimana mestinya oleh direksi klub. Bahkan ketika PSG musim lalu gagal memboyong trofi Liga Champions setelah dikalahkan Bayern Munich di partai final.

"Kami tinggal satu pertandingan lagi untuk memenangkan Liga Champions," katanya kepada Sport 1 seperti dikutip Marca.

Baca Juga:Piala Dunia U-20 2021 Batal, Silaturahmi PSSI dan FIFA Takkan Putus

Thomas Tuchel santer dikabarkan dipecat PSG dari posisi pelatih klub. [Anne-Christine POUJOULAT / AFP]
Thomas Tuchel santer dikabarkan dipecat PSG dari posisi pelatih klub. [Anne-Christine POUJOULAT / AFP]

"Tapi saya tidak pernah merasa kami mendapat pujian yang pantas kami terima."

"Itu terkadang membuatmu sedikit sedih dan kesal."

"Dan Anda tidak merasa memenangkan liga di sini dianggap setinggi Bayern Munich memenangkan liga mereka, misalnya."

"Saya kira itu adalah risiko berada di klub dengan ekspektasi yang begitu tinggi."

Salah satu pekerjaan Tuchel yang paling menantang adalah mengelola tim yang penuh dengan begitu banyak bintang.

Baca Juga:PSG Pecat Thomas Tuchel, Posisi Mikel Arteta di Arsenal Terancam

"Kadang-kadang sangat mudah, di waktu lain itu tantangan besar," katanya.

"Karena itu, sulit untuk membuat para pemain besar senang, dan itu penting - untuk dapat menuntut sesuatu dari mereka."

"Saya pikir itu memalukan bagi para pemain bahwa penampilan tim yang sangat serius terhapus."

"Orang-orang juga selalu mengatakan bahwa kami hanya menang karena kami memiliki Angel di Maria, Kylian Mbappe atau Neymar.

"Tapi orang-orang itu tidak menghargai disiplin atau intensitas yang ada dalam permainan kami."

Pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Thomas Tuchel memeluk Neymar setelah mereka kalah dari Bayern Munich di final Liga Champions di Luz stadium, Lisbon. Miguel A. Lopes / POOL / AFP
Pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Thomas Tuchel memeluk Neymar setelah mereka kalah dari Bayern Munich di final Liga Champions di Luz stadium, Lisbon. Miguel A. Lopes / POOL / AFP

Bercerita tentang tekanan yang dialaminya selamai ini, Tuchel mengaku berhasil meredam situasi. Namun ketika semua mulai ditata ulang, Tuchel harus kehilangan posisinya.

"Pada akhirnya, Anda tidak bisa mengkhawatirkan apa yang dipikirkan orang lain," katanya.

"Anda harus percaya pada diri sendiri dan tidak bergantung pada persetujuan orang lain terhadap Anda."

"Tidak ada tempat untuk mengasihani diri sendiri."

PSG musim ini masih tertahan di posisi tiga klasemen sementara Ligue 1. Mengantongi 35 poin dari 17 pertandingan, PSG saat ini terpaut satu poin dari pemuncak klasemen Lyon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini